Universitas Gadjah Mada dan Non-Aligned Movement Centre For South-South Technical Cooperation menjalin kerja sama. Kerja sama terkait penyelenggaraan applied science for technology innovation international: Energy Conference tahun 2023 ini ditandatangani Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Ir. Selo, S.T., M.Sc., Ph.D dan Direktur Non-Aligned Movement Centre For South-South Technical Cooperation, Duta Besar Diar Nurbiantoro, S.H., M.H disaksikan oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
Penyelenggaraan applied science for technology innovation international: Energy Conference tahun 2023 atau Astechnova 2023 menurut rencana akan berlangsung 4-5 Oktober 2023. Kerja sama NAM CSSTC dengan Fakultas Teknik UGM telah berjalan cukup lama, dan NAM CSSTC juga sudah menandatangani kerja sama dengan UGM dan Kementerian Luar Negeri RI sejak tahun 2018 terkait pemberian beasiswa kepada mahasiswa dari negara-negara Gerakan Non-Blok.
“Ada sekitar 120 negara anggota Non-blok dan sayangnya program ini agak tersendat, berbeda dengan kerja sama-kerja sama NAM CSSTC dengan Fakultas Teknik UGM. Kami juga tidak tahu kenapa, nampaknya keinginan beberapa mahasiswa dari negara-negara di Afrika dan Pacific itu memang perlu harus didorong oleh kita,” ujar Diar Nurbiantoro di ruang Sidang Pimpinan UGM, Rabu (3/5) saat memberi kata sambutan.
Diar mengakui keinginan untuk belajar ke negara lain bagi beberapa negara anggota Non-blok memang tidak serta merta muncul dan kemungkinan disebabkan budaya yang dimiliki membuat mereka sulit keluar dari negaranya. Meski gagal di tahun lalu karena banyak calon peserta yang tidak memenuhi syarat, tetapi bersyukur karena di tahun ini ada beberapa peserta yang akan mengikuti kuliah S2 di UGM pada semester depan.
“Insya Allah mulai semester depan. Memang sulit mendapatkan calon yang lolos seleksi utamanya dalam konteks memenuhi syarat untuk hidup di luar negaranya. Karenanya tahun ini kita lebih selektif lagi dengan memberikan gambaran bagaimana hidup di negara lain, terutama di Indonesia,” terangnya.
NAM CSSTC memang berharap lebih banyak lagi mahasiswa, khususnya para mahasiswa S2 yang mau belajar di Indonesia, terutama di UGM. NAM CSSTC yang dicetuskan Presiden Soeharto dan Raja Brunei di tahun 1995 berupaya meningkatkan capacity building untuk semua negara anggota menyangkut pemenuhan di segala bidang kehidupan.
NAM CSSTC sudah melaksanakan kerja sama dengan beberapa partner di Indonesia dan secara kebetulan yang diminta oleh negara anggota Gerakan Non-Blok dan negara-negara selatan dalam bentuk pelatihan-pelatihan. Secara kebetulan juga NAM CSSTC memiliki beragam keahlian sehingga mereka lebih banyak diundang ke Indonesia untuk belajar di Kementerian, misalnya Bidang Pertanian, KKP dan lain-lain
“Kemudian juga dengan ITB kita juga sudah lakukan pelatihan soal mitigasi kebencanaan. Hal-hal semacam itu dari tahun ke tahun makin banyak permintaan,” imbuhnya.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp-OG(K)., Ph.D., menyambut baik kerja sama dengan NAM CSSTC untuk yang kesekian kalinya. Diyakini dengan sebuah kegiatan kerja sama yang dilakukan akan memberikan banyak manfaat.
“Tentunya tidak hanya dalam bidang teknik karena untuk south-south cooperation semacam ini ada di berbagai bidang. Ada bidang pertanian, kesehatan, saya juga pernah mengawal beberapa hal, kegiatan-kegiatan tersebut sangat strategis berkaitan dengan tautan kerja sama antara negara selatan-selatan,” ucap Rektor.
Dengan kerja sama ini, katanya, banyak hal yang bisa dibagi secara bersama. Dengan kerja sama keduanya bisa belajar bersama dan UGM sangat terbuka serta mendukung kegiatan-kegiatan yang semacam ini.
“Kami juga menyadari bahwa skema ini hanya ada di Kementerian Luar Negeri dan tidak melalui LPDP. Karena jika melalui skema LPDP selalu yang diminta high performance university. Sehingga kalau kita mau melakukan kerja sama dengan yang di luar harus betul-betul yang memang masuk di kriteria mereka,” ungkapnya.
Rektor menandaskan UGM siap dalam rangka sharing dan berbagi. UGM siap untuk bekerja sama dalam berbagai bidang dan ini tentunya sesuai dengan misi dari UGM sebagai universitas kerakyatan.
“Karena kami dengan KKN juga telah banyak berkontribusi. Apalagi dalam kaitannya misalnya ada bantuan-bantuan atau kerja sama. Pada intinya kita siap bekerja sama agar dapat membuahkan karya-karya yang dinanti semua bangsa,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto