Tim ahli dari Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Budaya, serta Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menjadi pelaksana Pilot Project Penanganan Stunting Melalui Pemberian Beras Fortifikasi di Provinsi Jawa Tengah.
Pilot Project ini dimulai pada bulan Maret 2023, dengan menyasar lima kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi tahun 2022 yaitu Kabupaten Brebes (29,1%), Kabupaten Temanggung (28,9%), Kabupaten Magelang (28,2%), Kabupaten Purbalingga (26,8%), dan Kabupaten Blora (25,8%).
“Ini adalah momentum yang sangat tepat, tentunya kami dari UGM sangat mendukung bentuk inovasi untuk sebuah intervensi yang sangat dinanti bangsa,” ungkap Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
Tim pelaksana pilot project memberikan paparan terkait perkembangan pelaksanaan kegiatan ini, Kamis (11/5) di Balairung UGM, kepada pimpinan UGM dan perwakilan pemerintah daerah yang menjadi sasaran pilot project. Turut hadir dalam kesempatan ini Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, serta Bupati Blora Arief Rohman.
Rektor menerangkan, program ini merupakan wujud kolaborasi sinergis yang melibatkan UGM sebagai akademisi; Bank Jateng dan PT. TJN, pengembang kernel premik dan beras fortifikasi, sebagai mitra bisnis; masyarakat; serta pemerintah provinsi Jawa Tengah.
Sebanyak 20 dosen terlibat dalam tim pelaksana program. Teknis pelaksanaan penanganan stunting melalui pemberian fortifikasi dilakukan dengan melibatkan mahasiswa serta alumni lintas fakultas sebagai penanggung jawab wilayah.
“Dalam pelaksanaannya kita tetap melibatkan mahasiswa untuk membantu pemberian fortifikasi. Kita menerjunkan mahasiswa KKN Tematik dan juga mahasiswa MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” imbuh Rektor.
Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc. selaku Ketua Tim Pelaksana menerangkan bahwa inisiasi penanganan stunting dilatarbelakangi masalah tingginya prevalensi stunting di Indonesia. “Kita akan mendapatkan bonus demografi tahun 2045, permasalahannya prevalensi stunting bayi lahir tahun 2022 mencapai angka 21,6 persen. Ini menjadi keprihatinan tim UGM di awal kita menginisiasi kegiatan ini,” terang Irham.
Partisipan dari pilot project ini adalah ibu hamil pada trimester 3 dari kelima kabupaten sasaran, sebanyak masing-masing 100 orang. Sebanyak 10 ton beras, yang terdiri atas 5 ton beras fortifikasi dan 5 ton beras biasa akan didistribusikan kepada total 500 orang ibu hamil yang tersebar di 253 desa hingga bulan Agustus mendatang.
Di akhir kegiatan, akan dilakukan evaluasi dan analisis untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan tentang pengembangan kandungan beras fortifikasi, strategi intervensi dan pendampingan pada masyarakat target, serta strategi kolaborasi penanganan stunting.
“Terima kasih UGM mencoba mendampingi. Bukan hanya memberikan treatment, tapi juga diteliti seberapa signifikan hasilnya sehingga kita bisa melakukan percepatan-percepatan,” ungkap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Penulis: Gloria
Foto; Firsto