Mengandeng Sekolah Ekspor, Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM menyelenggarakan Kuliah Ekspor bertema “Dark Brown Coffee of Indonesia”. Kuliah ekspor terbuka untuk mahasiswa seluruh Indonesia peserta Program Kampus Merdeka di Sekolah Ekspor, Mahasiswa UGM, dan mahasiswa lain serta para pemerhati kopi di Yogyakarta.
Dr. dr. Rustamaji, M.Kes., Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, mengatakan program Kuliah Ekspor digelar bertujuan untuk memperkenalkan pengembangan ekspor kopi rakyat dan mencari solusi atas permasalahan pengembangan bisnis kopi oleh para UMKM agar pada saatnya berorientasi ekspor. Melalui kegiatan ini, ia berharap mahasiswa peserta Studi Independen Digital Ekspor Program Kampus Merdeka dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ekspor produk Indonesia serta mengembangkan keterampilan dan jaringan yang berguna untuk masa depan mereka.
“Ini merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran ekspor yang diadakan Sekolah Ekspor pada Program Kampus Merdeka Kemendikbudristek RI. Tema Serial Kuliah Ekspor Nasional untuk Semester Genap 2023 adalah Merangkai Produk Lokal Menguasai Pasar Global, dan untuk pagi hingga siang ini mengangkat produk kopi,” katanya di Direktorat Pengabdian Pada Masyarakat UGM, Senin (15/5).
Rustamadji menambahkan salah satu kegiatan DPKM adalah membina UMKM. Seperti juga harapan pemerintah secara umum, maka Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM melalui kegiatan ini ingin mengenalkan hal-hal baru kepada mahasiswa.
Dengan program Kuliah Ekspor di bidang kopi, katanya, mahasiswa diharapkan semakin berani untuk berusaha dan maju sekaligus berani untuk gagal. Karena sekolah bisnis atau wirausaha tidak selalu menjamin mulus jalannya.
“Tapi berani mencoba adalah bagian dari keberhasilan itu sendiri sehingga apapun situasinya tidak ada yang gagal menurut saya. Ini langkah awal untuk bergerak maju di bidang kopi karenanya banyak hal yang harus kita siapkan dan kerjakan,” imbuhnya.
Dr. Handito Joewono selaku Kepala Sekolah Ekspor menuturkan menjadi ekportir sekarang menjadi pilihan yang sangat strategis sekaligus merupakan peluang besar. Artinya saat ini perusahaan menengah, kecil bahkan calon-calon wirausaha sudah berpikir untuk ekspor.
Menurut Handito Joewono kesempatan semacam ini merupakan kesempatan yang baik. Meskipun untuk menjadi eksportir perlu proses, tidak bisa dengan secara mendadak menjadi eksportir.
“Kita ini mestinya negara yang punya kemampuan dan kemauan menjadi eksportir kopi, tapi impor kita sekarang ini makin besar. Ini artinya suplai dari dalam negeri kurang, padahal di luar sana masih sangat berharap kopi Indonesia. Mereka meyakini kopi Indonesia mempunyai nilai plus sehingga banyak diminati masuk ke kopi-kopi premium,” ucapnya.
Untuk itu, Handito mengajak banyak pihak untuk memulai menjadi eksportir dari sekarang. Karena jika tidak dari sekarang maka Indonesia akan mengalami kesulitan mewujudkan 5 negara besar dalam bidang ekonomi di tahun 2045. Dia menambahkan kenapa kegiatan Kuliah Ekspor diselenggarakan di Yogyakarta karena hal ini dilatarbelakangi adanya permasalahan pada pengembangan ekspor kopi rakyat dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global khususnya untuk perdagangan kopi.
“Indonesia memiliki banyak produk kopi unggulan yang memiliki potensi besar untuk diekspor ke berbagai negara di dunia, namun masih banyak pelaku usaha yang mengalami kendala dalam menghadapi tantangan ekspor seperti persyaratan teknis dan non-teknis yang ketat, kurangnya kualitas produk, dan keterbatasan akses pasar. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan solusi dan panduan praktis bagi pelaku usaha untuk mengembangkan produk kopi mereka agar dapat diekspor ke pasar internasional dengan sukses,” terangnya.
Hal sama disampaikan Dr. Anggi Rahajeng, SE., M.Ec, staf penajar di UGM. Menurutnya, bisnis kopi ini semakin berkembang pesat. Bisnis yang semakin membesar ini memunculkan satu isu terkait bagaimana sebagai pelaku usaha produsen kopi untuk menambah value atau nilai tambah agar kualitas dari kopi yang dihasilkan ini memenuhi standar internasional dan diterima secara baik oleh masyarakat internasonal.
“Saya kira sudah saatnya kita juga peduli dengan masalah-masalah lingkungan, masalah kesehatan, dan juga aspek keberlanjutannya,” paparnya.
Kuliah Ekspor yang dikemas dalam suasana dialog interaktif ini ditayangkan di EksporTV @ www.ekspor.tv dan saluran media sosial. Setelah Kuliah Ekspor Nasional di Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada, acara dilanjutkan dengan acara Ngopi Bareng di Malioboro bersama Komunitas Kopi Nusantara yang diikuti oleh mahasiswa dan pemerhati kopi sambil ngobrol santai.
Penulis : Agung Nugroho