Tim Gamaian dari Universitas Gadjah Mada berhasil menorehkan prestasi juara 1 International BIM Innovation Contest CEIC XI di Universitas Diponegoro. Dalam kompetisi yang bertema Sustainable and Optimization Building Construction for Better Quality and Durability with BIM, Tim Gamaian UGM berhasil menyisihkan beberapa tim dari beberapa perguruan tinggi ternama.
International BIM Innovation Contest CEIC XI di Universitas Diponegoro merupakan sebuah kompetisi bagi peserta untuk merancang bangunan gedung dengan mengimplementasikan Building Information Modelling (BIM). Studi kasus dalam kompetisi tender ini adalah proyek pembangunan sebuah kantor bank yang terletak di Kota Semarang.
Kompetisi diawali dengan proses penyusunan dokumen dalam babak penyisihan dan ini dilakukan sepenuhnya di daerah masing-masing tim selama lebih kurang satu bulan. Setelah itu, dilakukan seleksi oleh dewan juri sehingga diperoleh 5 tim dengan dokumen terbaik untuk melaju ke babak final.
Tim Gamaian yang terdiri dari tiga mahasiswa Fakultas Teknik UGM yaitu Muhammad Febrilian Kurnia Putra, Aldhytian Surya Arthaka, dan Filipus Alfiandika Nugrahadi bisa melalui proses seleksi dengan lancar. Dengan mendapat bimbingan dari Ir. Ashar Saputra, S.T., M.T., Ph.D., IPM. ASEAN.Eng, ketiga mahasiswa S1 Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik UGM angkatan 2020 lolos sebagai 5 tim dengan dokumen terbaik.
“Syukur kepada Tuhan karena Tim Gamaian berhasil menorehkan prestasi juara 1 pada kompetisi ini,” ujar Alfiandika Nugrahadi, Ketua Tim Gamaian UGM, Rabu (17/5) di Kampus UGM.
Alfiandika menjelaskan pada babak final yang berlangsung di Kampus Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, berbagai kegiatan harus dilalui tim diantaranya final presentation, free time, seminar nasional, dan awarding. Rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari, tanggal 4 – 6 Mei 2023.
Dia menjelaskan Tim Gamaian UGM pada kompetisi ini membawa gagasan proyek gedung yang didesain dengan prinsip BIM yang komprehensif, efektif, dan berkelanjutan. Desain yang dilakukan meliputi aspek struktural, arsitektural, MEP, dan mempertimbangkan aspek dampak lingkungan.
Gagasan tersebut, menurut Alfiandika, selaras dengan tema lomba yang menuntut desain gedung yang durable tetapi tetap sustainable. Salah satu inovasi yang ditawarkan adalah penggunaan bioclimatic façade yang didesain ulang sedemikian rupa sehingga mampu mengoptimalkan fungsi façade dan mampu mengefisiensikan penggunaan energi pada gedung.
“Penggunaan software elemen hingga untuk melakukan desain sambungan pada elemen struktural yang bisa terintegrasi dengan software analisis struktur dinilai menjadi aspek desain struktural yang komprehensif sekaligus efektif,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho