UGM mengembangkan kerja sama bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat (tridarma) dengan mitra-mitra di Amerika Serikat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemitraan tersebut adalah melalui kegiatan 75th NAFSA Annual Conference & Expo untuk meningkatkan kemitraan dengan mitra-mitra di AS. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Washington DC pada 30 Mei hingga 2 Juni 2023.
Plt. Kasubdit Kerja Sama Dalam Negeri, Alfatika Anuriella Dini, S.H., M.KN., Ph.D., menyampaikan dalam kegiatan yang diadakan oleh asosiasi terbesar dunia yang didedikasikan untuk pendidikan dan pertukaran internasional tersebut akan hadir ribuan profesional dan instansi pendidikan, penelitian, dan lainnya dari seluruh dunia. Dalam kegiatan ini, selain memperkenalkan UGM dalam forum internasional juga menjadi kesempatan bagi UGM untuk menjalin jejaring dengan mitra luar negeri.
“Delegasi UGM juga akan memaparkan concept note kepada USAID untuk kerja sama konsorsium perguruan tinggi Indonesia yang dipimpin UGM dengan beberapa perguruan tinggi AS dengan tema Indonesia-America Campus Partnership for Climate Action (IMPACT). Program IMPACT direncanakan akan menjadi salah satu pusat kerja sama berkelanjutan antara UGM dan AS untuk menyelesaikan isu-isu nyata perubahan iklim dengan pendekatan multidisipliner dan multiperspektif melalui konsorsium perguruan tinggi,”paparnya.
UGM nantinya akan mengirimkan empat delegasi yang dipimpin oleh Alfatika Aunuriella Dini, Ph.D bersama dengan beberapa perwakilan dari fakultas antara lain Muhammad Kamal, S.Si., M.GIS., Ph.D., dari Fakultas Geografi, Prof. Dr. drg. Regina Titi Christinawati Tandelilin, M.Sc., dari Fakkultas Kedokteran Gigi, dan Galang Lufityanto, S.Psi., M.Psi., Ph.D, dari Fakultas Psikologi. Kegiatan ini juga didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kedutaan Besar Republik Indonesia di AS.
Lebih lanjut Alfatika menjelaskan bahwa jaringan kerja sama internasional antara UGM dengan mitra di Amerika serikat masih terbatas. Padahal, banyak bidang yang dapat dikerjasamakan salah satunya pertukaran mahasiswa. Terlihat dari animo mahasiswa UGM untuk mendapat kesempatan kuliah di perguruan tinggi di wilayah AS cukup besar. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah data mahasiswa UGM yang memilih perguruan tinggi di AS sebagai tujuan program pertukaran. Melalui program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) tercatat sebanyak 19 mahasiswa mengikuti program pertukaran pelajar Kampus Merdeka pada tahun 2021. Lalu, pada tahun 2022 melalui program yang sama terdapat 7 mahasiswa yang terdaftar.
Ia menjelaskan program IISMA yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) terbilang sangat kompetitif. Oleh karenanya, salah satu upaya untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa ke AS adalah dengan menginisiasi perjanjian kerja sama pertukaran mahasiswa berbasis semester. Perjanjian kerja sama ini akan memberikan pembebasan biaya pendidikan bagi mahasiswa.
“Sayangnya banyak mitra di wilayah AS enggan memproses perjanjian kerja sama dengan skema tersebut karena prinsip resiprokalitas,”katanya.
Alfatika menjelaskan animo mahasiswa UGM untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa ke AS cukup tinggi. Namun, animo mahasiswa Amerika Serikat cenderung rendah untuk mengikuti pertukaran mahasiswa ke Indonesia. Mereka lebih memilih mengikuti program pertukaran mahasiswa di wilayah Eropa.
“Melihat fakta tersebut maka diperlukan pendekatan untuk memperkenalkan posisi dan potensi UGM di beberapa perguruan tinggi di wilayah AS,”terangnya.
Saat ini, lanjutnya, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memiliki skema pendanaan untuk program gelar ganda. Pada tahun 2022 ada 17 program gelar ganda UGM dengan mitra luar negeri masuk dalam daftar program LPDP yang didanai baik beasiswa penuh maupun parsial. Kondisi ini dapat dijadikan momentum untuk melakukan inisiasi kerja sama dengan mitra-mitra di wilayah AS, sekaligus menjadi poin strategis untuk menjadi pembuka diskusi kemitraan lainnya.
“Berdasarkan data, ada lebih dari 20% mitra LPDP berada di wilayah AS dan menjadi potensi besar untuk pengembangan program gelar ganda,”tuturnya.
Ia menambahkan bahwa target dalam pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 6 terkait dengan Kemitraan Program Studi dengan kriteria mitra luar negeri masuk dalam daftar Top 100 by QS juga menjadi rasionalitas dalam perluasan kerja sama di AS. Hal ini penting mengingat sebagian besar perguruan tinggi bereputasi baik berada di wilayah AS. Untuk itu, delegasi UGM akan mengunjungi beberapa mitra antara lain University of Maryland, College Park, Georgetown University dan juga USAID.
Penulis: Ika