Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM menyelenggarakan agenda bertajuk “Unjuk Karsa: Memayu Jagad Sasana Krida” di Dusun Banteran, Kalurahan Donoharjo, Ngaglik, Sleman. Agenda yang berlangsung pada 26-28 Mei lalu turut melibatkan sejumlah mahasiswa internasional dari Korea, Kanada, Perancis, dan Jerman.
“Saya senang atas penampilan kesenian yang cukup menarik, serta saya banyak belajar di sini,” tutur Kim Jong Pil, mahasiswa asal Korea.
Dalam kegiatan ini, para mahasiswa internasional berkesempatan untuk berinteraksi dengan warga desa sekaligus mempelajari budaya lokal. Mereka mengikuti kegiatan jelajah desa, memancing bersama, pentas seni budaya, dan malam keakraban bersama karang taruna desa setempat. “Ini adalah kegiatan yang dikonsep dengan luar biasa, saya dapat belajar banyak nilai hari ini,” ucap Meike, mahasiswi program magister asal Jerman.
Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan adalah live in, festival kesenian, cultural night, talkshow, dan seremoni pilot project. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, khususnya masyarakat desa.
“Diusungnya Memayu Jagad Sasana Krida karena Kementerian PDM BEM KM UGM memiliki tujuan untuk berkarya tanpa batas terhadap pengabdian masyarakat,” tutur Isroq Adi Subakti, Menteri PDM BEM KM UGM 2023.
Salah satu fokus dalam kegiatan ini adalah pemetaan potensi desa dan perencanaan program kerja yang akan dilaksanakan di Kalurahan Donoharjo, dengan melibatkan beberapa tokoh serta perangkat desa. “Untuk menangani berbagai permasalahan ini, sudah saatnya kita kerja bareng bukan hanya kerja bersama” jelas Sugi, Ketua Kelompok Tani Dusun Banteran.
Kegiatan lain yang tak kalah menarik adalah festival kesenian yang dihadiri oleh Bupati Sleman, Dra. Kustini Sri Purnomo; perwakilan DPRD Yogyakarta; dan beberapa unsur strategis pemerintahan lainnya. Bupati Sleman meresmikan pencanangan pengembangan lokasi wisata Traditional Relaxing and Healing Tourism yang dipusatkan di Omah Joglo Tanjung. Festival menampilkan beberapa tarian tradisional, seperti tari mangastuti, tari pek bung, tari angguk putri, dan tari jathilan.
Pada hari terakhir, diselenggarakan kegiatan Gelar Wicara Pengembangan Desa Mitra dengan topik “Bakti Desa, Bakti Budaya: Eksistensi Budaya di tengah Disrupsi Kehidupan Masa Kini” yang menghadirkan dua narasumber yakni Lurah Kalurahan Donoharjo, Hadi Rintoko, S.T. dan Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Tanjung, Saptono Budi Samodra, S.T., M.Sc.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., memberikan sambutan sekaligus pengantar. “Pemberdayaan sebagai bentuk representasi untuk masyarakat yang mana berbagai aspek terdapat keterkaitan”, tutur Arie. Setelah gelar wicara, rangkaian Unjuk Karsa ditutup dengan seremoni Pilot Project Sasana Krida bertajuk “Integrasi Potensi Agrokompleks dan Kultural” yang dilakukan dengan proses pemotongan tali dan penanaman pohon.