YOGYAKARTA – Prestasi membanggakan diraih Indonesia dalam mengemban misi menjaga perdamaian dunia. Berdasarkan laporan PBB, Indonesia menempati urutan ke-15 dari 177 negara yang paling banyak mengirimkan pasukan penjaga perdamaian dunia. Selain Indonesia, dalam daftar 15 besar terdapat negara-negara, antara lain, Bangladesh, Pakistan, India, Nigeria, Etiopia, Jordan, Ghana, dan Afrika Selatan.
Komandan Pusat Misi Pemelihharaan Perdamaian TNI, Brigjen Imam Edy Mulyono, M.Sc., M.S.S., mengatakan saat ini terdapat sekitar 1.966 personel yang ditempatkan di enam negara, misalnya Libanon, Sudan Selatan, Darfur, Liberia, dan Haiti. Jumlah tersebut terdiri atas 1.790 personil militer, 155 polisi, dan 21 pemantau militer. “Mereka menyelesaikan 16 misi perdamaian di bawah kendali PBB,†kata Imam Edy Mulyono dalam Seminar ‘Indonesia sebagai Rising Middle Power’, yang berlangsung di UC UGM, Kamis (16/5). Turut hadir menjadi pembicara adalah Sekretaris Ditjen Multilateral, Kemenlu, Supratikto, dan staf pengajar Ilmu Hubungan Internasional UGM, Rochdi Mohan Nazala, M.S.A., M.Lit.
Mulyono mengatakan keikutsertaan Indonesia untuk berperan aktif menjaga misi perdamaian dunia merupakan bentuk realisasi amanat pembukaan UUD 1945. Mekanisme pengiriman pasukan dikoordinasi oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan setelah permintaan pengiriman pasukan penjaga perdamaian dari PBB. “TNI hanya menyiapkan personel yang diseleksi untuk menjalankan misi tersebut,†katanya.
Untuk menyiapkan pasukan perdamaian tidaklah mudah. Para personel wajib mengikuti proses seleksi agar dapat memenuhi kualifikasi yang disyaratkan oleh PBB, antara lain, mempunyai kemampuan bahasa asing, menguasai komputer, dan berkemampuan mengemudikan kendaraan. “Khusus mengemudi, jangan dianggap mudah karena kendaraan yang digunakan adalah kendaraan stir kiri,†imbuhnya.
Guna meningkatkan kemampuan tim dalam menjalankan misi perdamaian, pemerintah telah membangun pusat pelatihan yang dinamakan Indonesian Peace and Security Center, yang didirikan pada area seluas 261 hektar di kawasan Sentul. “Sudah diresmikan Presiden tahun lalu. Bangunan ini menampung lebih 1.500 orang,†katanya.
Terkait dengan pernyataan Sekjen PBB, Ban Ki Moon, beberapa waktu lalu yang menyebutkan 31 prajurit Indonesia gugur membela Korps Pasukan Perdamaian PBB di penjuru dunia sejak tahun 1957, Mulyono menuturkan belum mengetahui data para prajurit tersebut karena terkendala pencarian dokumen. “Sampai saat ini saya belum miliki datanya,†katanya.
Sementara itu, Sekretaris Ditjen Multilateral, Kemenlu, Supratikto, mengatakan partisipasi RI dalam pengiriman Tim Penjaga Perdamaian PBB menunjukkan komitmen terhadap penjagaan perdamaian dunia dan menambah bobot pelaksanaan kebijakan politik hubungan luar negeri yang bebas dan aktif. “Misi ini juga meningkatkan citra RI serta memberi kesempatan peningkatan profesionalisme, keterampilan, dan pengetahuan personel yang dikirim,†pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)