Upacara memperingati Hari Kebangkitan Nasional tahun 2012 di Universitas Gadjah Mada berjalan khitmat dan lancar. Upacara berlangsung pada hari Senin (21/5) dihalaman Balairung UGM dengan bertindak sebagai inspektur Upacara Rektor, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. Dalam upacara HARKITNAS bertema “Dengan semangat kebangkitan nasional, kita tingkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berkarakter, damai, dan berdaya saing menuju masyarakat sejahtera”, tampak hadir para pimpinan MWA, SA, MGB dan pimpinan universitas dan fakultas serta para mahasiswa,tenaga pendidik dan kependidikan UGM.
Rektor, yang membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI selaku Ketua Umum Peringatan HARKITNAS tahun 2012 mengatakan menapaki perjalanan sejarah kebangkitan nasional Indonesia, maka cara berfikir nasionalis dalam membangun Indonesia baru di masa depan adalah bagaimana mengutamakan kepentingan kehidupan nasional. Dalam hal ini, cara berpikir nasionalis diharapkan menjadi antitesis dari cara berpikir individual atau perorangan, antitesis dari cara berpikir kedaerahan, antitesis dari cara berpikir kepartaian atau golongan, dan mutlak antitesis dari cara berpikir kolonial. “Karena itu, dalam memaknai kebangkitan nasional dan wacana Indonesia ke depan yang lebih baik, mandiri, sejahtera dan lebih bermartabat, diperlukan adanya korelasi antara kesadaran sejarah, fakta sosial, dan semangat nasionalisme ke-Indonesia-an kita ke depan. Nasionalisme ke-Indonesia-an yang memiliki bangunan karakter kesejatian Indonesia,” ungkap Rektor di halaman Balairung UGM.
Karenanya peringatan Harkitnas yang ke 104 tahun 2012 menjadi penting, jika nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai-nilai kejujuran, dan nilai-nilai kebersamaan yang menjadi ciri ke-Indonesia-an, yang telah dipelopori oleh para pendahulu kita melalui gerakan “Boedi Oetomo†dapat dijadikan suatu enerji bagi langkah-langkah bangsa kedepan. Sekaligus menjadi renungan dan evaluasi, sejauhmana semangat nasionalisme tersebut terimplementasi dalam setiap potensi, profesi, tugas dan tanggung jawab perilaku masing-masing individu warganegara Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sejalan dengan semangat dan jiwa kebangkitan nasional yang telah dirintis para pendahulu, kata Rektor, tidak berlebihan jika bangsa Indonesia dewasa ini menjadi pusat dan pusaran serta proses kebangkitan bangsa-bangsa regional se-ASEAN, bangsa-bangsa Asia-Pasifik, dan bahkan bangsa-bangsa dunia. Bahwa masalah-masalah perkembangan sosial budaya, pertumbuhan ekonomi, serta masalah pertahanan dan keamanan, menjadi fokus bahasan, dimana Indonesia telah mampu dan berhasil menjadi tuan rumah bagi kemaslahatan bangsa-bangsa kawasan regional ASEAN dan Asia-Pasifik, yang diharapkan dapat diwujudkan pada tahun 2015 mendatang. “Mudah-mudahan semangat kebangkitan nasional yang telah dirintis oleh para pendahulu kita, yang kita peringati pada tahun 2012 ini, tetap dan terus menjadi obor penerang dan pencerah bagi langkah anak bangsa menjaga dan mengembangkan konstruksi nasionalisme yang bercirikan ke-Indonesia-an sejati. Konstruksi nasionalisme yang berkarakter sebagai bangsa yang bermoral (relegius), karakter sebagai bangsa yang beradab, karakter sebagai bangsa yang bersatu, bangsa yang berdaya, dan karakter bangsa yang berpartisipasi, bagi kejayaan bangsa dan negara Indonesia,” imbuh Rektor. (Humas UGM/ Agung)