KLATEN-Fakultas Pertanian (Faperta) UGM bekerja sama dengan PT PLN Persero P3B Jawa-Bali melakukan pemberdayaan petani di daerah Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Pedan-Ungaran melalui agribisnis pepaya california. Pemberdayaan dilakukan khususnya di tiga desa, Bono, Kemiri, dan Sedayu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Ketiga daerah tersebut selain dilintasi jalur SUTET juga mengalami dampak letusan Merapi tahun 2010 berupa abu vulkanik yang menyebabkan banyak komoditas tanaman pertanian tumbuh merana bahkan mati.
Koordinator program dari Fakultas Pertanian UGM, Dr. Ir. Taryono, M.Sc., menjelaskan pemberdayaan petani di daerah tersebut telah dilakukan sejak 2009 silam. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sekitar SUTET sehingga diharapkan mampu menjadi jaring pengaman sosial bagi instalasi SUTET,†kata Taryono di sela-sela peninjauan dan panen di lokasi perkebunan pepaya Desa Bono, Rabu (23/5).
Dalam peninjauan dan panen tersebut hadir Ari Murti selaku Supervisor Humas dan CSR PT PLN Persero, Kades Bono Bakdiyono, PT Sewu Segar Nusantara selaku distributor, dan tim Faperta UGM, yakni Ir. Suci Handayani, M.P., Ir. Sri Trisnowati, M.Sc., dan Ir. Supriyanta, M.P.
Taryono menambahkan pemberdayaan petani di tahun 2011 lalu difokuskan pada agribisnis pepaya california berbasis budidaya organik. Budidaya organik bertujuan untuk melestarikan kesuburan sumber daya lahan, sekaligus meningkatkan nilai jual produk. Ia mengatakan luas kepemilikan lahan petani di wilayah tersebut bervariasi, di Desa Bono (1.000-2.000 m), Kemiri (500-4.000 m), dan Sedayu (1.000-2.500 m). Untuk lahan pun bervariasi, di Desa Bono bersifat terbuka (sawah terasering), sedangkan di Kemiri dan Sedayu berupa lahan tegalan yang berisi tanaman campursari, baik tanaman tahunan (berkayu) maupun tanaman semusim. “Program kegiatan ini melibatkan peserta sebanyak 73 orang dengan jumlah pertanaman efektif sebanyak 15.000 batang setara 8 ha, masing-masing desa 5.000 batang,†imbuhnya.
Kades Bono, Baktiyono, didampingi koordinator petani pepaya california, Jiyono, menyambut baik program pemberdayaan yang dikembangkan oleh Faperta UGM-PT PLN Persero. Pemberdayaan melalui pepaya california ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. “Jika dijual harganya bisa mencapai dua ribu per kilogramnya dari petani ke distributor. Kalau di pasaran sudah cukup mahal,†ujar Baktiyono.
Untuk menanam pepaya California relatif mudah dan murah, misalnya dalam pemupukan dan pengairan lahan. Pada musim kemarau, panen pepaya california dapat dilakukan dua kali per minggu, sedangkan pada musim penghujan panen satu kali dalam seminggu. “Ada lahan petani dengan 400 pohon dalam satu tahun panen mencapai 30 ton dan berkisar enam puluh juta,†kata Baktiyono.
Sementara itu, Ari Murti dari PT PLN Persero menilai kerja sama Faperta UGM-PT PLN Persero yang telah terjalin sekitar empat tahun berjalan cukup bagus. Tanaman pepaya california yang dikembangkan telah tumbuh dengan baik dan prospektif sehingga semakin meningkatkan kesejahteraan petani di sana. “Harapannya ini terus meningkat sehingga secara sosial ekonomi kesejahteraan petani akan ikut meningkat pula,†tutur Ari. (Humas UGM/Satria AN)