Bagi Anda penggemar es krim, tak ada salahnya untuk mencicipi produk yang baru saja dikembangkan oleh sejumlah mahasiswa UGM. Es krim yang satu ini memang patut dicoba karena terbuat dari bahan nabati dan jamu-jamuan yang sarat akan gizi. Es krim yang diberi label ‘Herbatic’ (Herbal Nabati Ice Cream) ini lahir dari kreativitas mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Mereka adalah Elok Pawening Maharani, Sari Yuslia, Arif Sugianto, Anisa Dian Safitri, dan Aryo Dwi Nugroho.
Menurut penuturan Elok Pawening, pemilihan bahan nabati dan jamu-jamuan sebagai bahan baku berawal dari keprihatinan mereka terhadap rendahnya minat masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi jamu. Kebanyakan bahan-bahan tersebut hanya digunakan sebagai bumbu masak dan obat herbal. “Jamu itu minuman menyehatkan, tetapi tidak praktis dan kurang diminati masyarakat. Untuk itulah kami mencoba berinovasi mengemas jamu dalam bentuk yang lebih menarik, yaitu es krim, produk yang bisa dibilang disukai oleh semua kalangan,†jelasnya Jumat (1/6) di FTP UGM.
Herbatic dibuat dengan mengombinasikan sari kacang merah dan jamu-jamuan. Kombinasi tersebut menjadikannya alternatif solusi tepat pendukung diversifikasi pangan lokal nabati untuk vegetarian, diabetisi, lactose intolerance, kalangan diet rendah lemak, dan penggemar jamu-jamuan. “Pada umumnya es krim terbuat dari lemak hewani, seperti susu sapi, sehingga menjadi pantangan dikonsumsi bagi penderita lactose intolerance, yang sedang diet, dan vegetarian. Tapi kami menggunakan sari kacang merah sebagai pengganti susu sapi sehingga aman dikonsumsi bagai kalangan tersebut†ujarnya.
Disampaikan Elok bahwa es krim Herbatic juga bersifat menyehatkan karena dalam jahe, temulawak, kunyit, dan kencur terkandung zat aktif minyak atsiri, zingerone, antimikrobia, antioksidan, polifenol, curcumin, shogaol, geraniol, dan alkaloid. “Senyawa tersebut sangat menyehatkan tubuh,†kata Elok.
Sari Yuslia menambahkan dalam kacang merah dan jamu-jamuan terkandung indeks glikemik sangat rendah, yakni 22-32. Kandungan glikemik yang rendah menjadikan Herbatic sebagai solusi pangan aman untuk penderita diabetes. Kacang merah dan jamu dicerna secara lambat sehingga menyebabkan kadar gula darah meningkat perlahan. “Jadi, insulin yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan kebanyakan makanan kaya karbohidrat,†terangnya.
Herbatic diklaim sebagai produk es krim herbal tidak hanya karena menggunakan sari kacang merah dalam pembuatannya, tetapi juga karena tidak menggunakan telur, mentega, dan gelatin. “Mentega diganti margarin dan gelatin diganti maizena sehingga es krim ini sangat inovatif dan berbeda dengan yang ada di pasaran,” ujar Sari sedikit berpromosi.
Cara membuat es krim ini pun terbilang sederhana, layaknya es krim pada umumnya. Pembuatan diawali dengan merebus kacang merah untuk diambil sarinya. Selanjutnya, sari kacang merah diolah bersama dengan margarin, gula pasir, tepung agar-agar, vanili, garam, dan perasa alami, seperti jahe, temulawak, kencur, kunyit, asam jawa, dan secang.
Untuk membuat satu resep Herbatic dibutuhkan 800 ml sari kacang merah, 150 gram gula pasir, dan tambahan bahan-bahan lain secukupnya. Dari satu resep dihasilkan 18-20 cup ukuran 90 ml. “Dalam sebulan biasanya kita bisa sampai 3 kali produksi,” tambah Anisa.
Dalam satu minggu, mereka mampu menjual hingga 90 cup es krim Herbatic dengan harga Rp3.500,00 per cup. Untuk sementara, Herbatic baru dipasarkan secara terbatas di kantin FTP, Resto Vegan Somayoga, Vihara Bodhicitta Maitreya, dan Minimarket Plaza Agro. Rasa yang ditawarkan pun bervariasi, mulai dari jahe, kunyit asam, kencur, temulawak, hingga jahe merah. “Selain sarat gizi karena menggunakan bahan nabati, Herbatic juga dibuat tanpa memakai bahan pengawet,†kata Anisa.
Jika ada pembeli yang menginginkan es krim dengan topping, mereka juga siap menambahkan topping dengan messes atau selai, seperti blueberry, coklat, dan strawberry. Tertarik? (Humas UGM/Ika)