UGM melalui US-Indonesia Partnership Program for Study Abroad Capacity (USIPP) mengadakan pertukaran mahasiswa dengan sejumlah universitas di Amerika Serikat. Kegiatan kali ini mengusung tema ‘Religious Plurality, Democracy, and Multiculturalism’. Sebelumnya, UGM pernah menyelenggarakan program serupa pada 2011 silam.
Ketua panitia kegiatan, Heru Pramana Yuda, menyampaikan kali ini UGM bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI ) dan dua universitas di Amerika Serikat, LeHigh University dan University of Michigan. “Kegiatan ini diselenggarakan selama satu bulan. Dalam dua minggu kegiatan dilaksanakan di Jakarta dan Yogyakarta, sedangkan dua minggu berikutnya di Pennsylvania dan Micighan,†terangnya, Senin (11/6) di Stana Parahita UGM.
Heru menyebutkan kegiatan pertukaran mahasiswa ini diikuti oleh 4 mahasiswa dari Indonesia dan 4 mahasiswa dari Amerika Serikat. Delegasi Indonesia diwakili oleh Anggita Pramesti (Hubungan Internasional UGM), Cindhi Cintokowati (Akuntansi UGM), serta Cut Nuri Hikmah Shabry dan Soulaya Lestary, keduanya merupakan mahasiswa Universitas Indonesia. Sementara itu, delegasi Amerika Serikat diwakili oleh mahasiswa dari Lehigh University, yakni Elli McGuire, Shannon Cassidy, Angela Farren, dan Theresa Meija.
Selama di Yogyakarta seluruh peserta akan mengikuti kegiatan lecturing bersama GPBH Prabukusumo, Amin Rais, dan Alissa Wahid. Di samping itu, peserta akan diajak berdiskusi dan merasakan tinggal bersama di Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang, dan Seminari Mertoyudan. “Yang unik dari kegiatan ini peserta dapat merasakan langsung bagaimana pluralisme, demokrasi, dan multikulturalisme yang berkembang di masyarakat melalui kegiatan bersama sejumlah komunitas di Yogyakarta, seperti Jogja Hiphop Foundation dan Hijabers Community Yogyakarta,†terangnya.
Ditambahkan Heru bahwa sejumlah aktivis muda yang bergerak di bidang keagamaan di UGM, seperti Jamaah Solahudin, Keluarga Mahasiswa Buddhist, Keluarga Mahasiswa Hindu, Keluarga Misa Katolik, dan Persekutuan Mahasiswa Kristen, ikut andil dalam kegiatan kali ini. â€Usai kegiatan di Yogyakarta, Sabtu depan (17/6) peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan di Amerika Serikat selama dua minggu,†sebutnya.
Prof. Lloyd Steffen dari LeHigh University menyebutkan program pertukaran mahasiswa ini merupakan hasil inisiasi Presiden AS Barack Obama dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono untuk mempererat hubungan kedua negara, salah satunya adalah dengan pertukaran mahasiswa. “Dengan program ini harapannya mahasiswa dari Amerika dapat belajar langsung bagaimana agama berperan di Indonesia. Dengan mayoritas penduduk hampir 90 persen beragama Islam, tetapi tetap bisa melakukan sistim demokrasi,†tuturnya.
Sementara itu, Angela Farren, mahasiswi LeHigh University, mengatakan selama satu minggu di Jakarta telah mengunjungi sejumlah instansi pemerintah dan organisasi keagamaan, antara lain kantor Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Mahkamah Konstitusi. Dari beberapa kegiatan yang telah dilalui, ia bisa melihat bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman layaknya di Amerika. â€Presiden Obama menyatakan bahwa Amerika merupakan negara yang penuh keberagaman, ternyata hal tersebut juga ada di Indonesia,†jelasnya. (Humas UGM/Ika)