Fakultas Kehutanan UGM mengadakan Training of Trainers (ToT) pada 12-15 Juni 2012 di Ruang Multimedia fakultas setempat bagi kelompok tani dari wilayah DIY, Jateng, Jabar, dan Jatim. Sebanyak 60 perwakilan kelompok tani dari Sleman, Kulon Progo, Gunungkidul, Magelang, Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Ciamis, dan Madiun tampak sangat antusias mengikuti acara ini.
ToT menghadirkan narasumber andal dari Fakultas Kehutanan UGM, Fakultas Pertanian UGM, Fakultas Farmasi UGM, Fakultas Teknologi Pertanian UGM, KP4 UGM, BALITTRO, Dinas Kehutanan, BPTDAS, petani sukses, Universitas Padjadjaran, dan UPN Veteran.
Kegiatan pemberdayaan kelompok tani ini dibiayai program IMHERE UGM dan dibuka oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Prof. Dr. Moh. Na’iem, mengatakan kegiatan ini sangat penting dalam mendukung paradigma baru ‘Forest for Food’ dengan menggunakan spesies lokal mempunyai nilai ekonomi tinggi, yakni meranti merah atau tengkawang.
Dr. Budiadi selaku PiC IMHERE mengatakan program pemberdayaan masyarakat diwujudkan dalam kelompok pelatihan di KP4 dan Wanagama UGM, bantuan sarana Kebun Bibit Rakyat (KBR), penerjunan mahasiswa KKN, dan pendampingan lapangan. Di samping itu, diberikan juga bantuan sebanyak 150.000 bibit meranti merah kepada 22 kelompok tani masing-masing desa dari 9 kabupaten tersebut. Dengan agroforestry diharapkan akan meningkatkan produktivitas lahan, kesejahteraan masyarakat, dan kesehatan.
Dr. Cahyono Agus, Direktur Eksekutif IMHERE UGM sekaligus Kepala KP4, mengatakan hutan rakyat mempunyai peran penting dalam pengembangan pertanian terpadu, yang mampu menyediakan sumber pangan, pakan, papan, obat, air, energi, sumber daya dan lingkungan alam sehingga mempunyai nilai ekonomi jangka pendek, menengah, dan panjang. Hutan rakyat juga mampu memberi kontribusi penting dalam perbaikan kesejahteraan, lingkungan hidup, dan keberlanjutan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di bumi ini.
Hadir pada saat pembukaan ToT ini, kepala atau perwakilan dari kepala dinas kehutanan tingkat provinsi dan kabupaten yang mengirimkan perwakilannya, antara lain Kadishutbun DIY, Kepala BPDAS Serayu-Opak-Progo, Kadishutbun Kulon Progo, dan ADM Perhutani Saradan. Dalam acara ini juga diadakan kunjungan dan praktik lapangan Agroforestry Herbal di Kulon Progo, juga rehabilitasi lahan kritis di Wanagama, Hutan Rakyat di Nglanggeran, dan Hutan Perhutani Saradan. Diharapkan jaringan ABCG (Academic, Business, Community, Government) dapat terjalin erat untuk perbaikan kesejahteraan, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. (Fakultas Kehutanan/Dr. Cahyono Agus)