YOGYAKARTA-Sebagai salah satu implementasi kerja sama Indonesia dan Korea, sekaligus sebagai upaya penyebarluasan pengetahuan tentang Korea, Pusat Studi Korea UGM bekerja sama dengan Korea Foundation untuk kedelapan kalinya menyelenggarakan lokakarya tentang Korea bagi pengajar SMA/SMK se-Indonesia, 19-22 Juni 2012.
Menurut Kepala Pusat Studi Korea UGM, Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum., lokakarya tahun ini mengambil tema “Mengenal Mutiara dari Bumi Koreaâ€, yang bermakna harapan bahwa setelah mengetahui berbagai aspek tentang Korea, peserta akan dapat menemukan pelajaran yang berharga dan bernilai, yang dalam hal ini dibaratkan sebagai mutiara dari bumi Korea. “Banyak pelajaran bermakna yang bisa diperoleh dari Korea,†tutur Novi dalam sambutan pada acara malam kesenian di pelataran Wisma Joglo, Rabu (20/6) malam.
Lebih jauh Novi mengatakan setelah belajar tentang Korea, pengetahuan yang diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan untuk kemajuan pembangunan bangsa Indonesia. Lokakarya diikuti oleh perwakilan guru dari berbagai pulau di Indonesia, mulai dari Yogyakarta, Sumatera, Bangka-Belitung, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. “Kita ingin memperluas wawasan para pendidik dalam mengenal Korea dari berbagai perspektif sehingga mereka dapat meneruskan pengetahuan tentang Korea tersebut kepada anak didiknya secara memadai,†katanya.
Materi yang disampaikan dalam lokakarya cukup komprehensif, mulai dari aspek sejarah, sosial dan politik, bahasa, filsafat dan agama, seni dan budaya, ekonomi, serta teknologi dan modernisasi di Korea. Pembicara dalam lokakarya kali ini ialah Prof. Djoko Suryo, Prof. Mochtar Mas’oed, Prof. Dr. Siti Chamamah, Dr. Mukhtasar Syamsudin, Dr. Jumeri, Ratih Pratiwi Anwar, M.Si., dan Yuni Wachid Asrori, M.A. “Ada pula pembicara dari Korea, Dr. Ha Jea Hon dan Lee Sohoon, yang berbicara tentang Saemaul Undong atau strategi pembangunan masyarakat desa di Korea serta tentang film Korea,†tambah dosen Jurusan Sastra Indonesia itu.
Sementara itu, salah satu pelopor studi Korea di Indonesia, khususnya UGM, Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, dalam sambutannya berharap agar masyarakat Indonesia dapat belajar dari budaya bangsa Korea, yakni berupa etos kerja keras. Kemajuan bangsa Korea salah satunya karena budaya kerja keras masyarakat setempat. “Kemajuan suatu bangsa saya rasa lebih banyak berasal dari sumber daya manusia, bukan sumber daya alam. Budaya kerja keras telah diterapkan oleh bangsa Korea sehingga mereka lebih maju,†kata Chamamah.
Pada malam pentas seni, peserta lokakarya menikmati pemutaran film dan pertunjukan kesenian Korea, antara lain musik tradisional Korea (samulnori), tari dengan penutup tangan (hansam chum), tari kipas (buchae chum), tari pedang dan tari modern Korea, serta lagu-lagu dan pembacaan puisi Korea. (Humas UGM/Satria AN)