YOGYAKARTA-Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengakui persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan ledakan jumlah penduduk menjadi persoalan yang harus diselesaikan agar bangsa Indonesia dapat maju dan berkembang. Beberapa negara selama ini juga menyoroti dua persoalan tersebut sehingga membuat posisi Indonesia kurang baik di mata internasional. “Persoalan HAM dan ledakan jumlah penduduk masih menjadi pekerjaan rumah untuk diselesaikan agar kita tidak dinilai sebagai negara gagal,†tutur Hatta saat menyampaikan pidato ilmiah yang mengangkat tema “Transformasi Ekonomi Indonesia melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)†di Balai Senat UGM, Kamis (28/6).
Selain menyelesaikan dua persoalan tersebut, untuk menjadi negara maju Indonesia harus mengedepankan beberapa pilar, yakni konektivitas antarwilayah, berkembangnya investasi, dan SDM yang andal di bidang IPTEK. Menurut Hatta, dunia saat ini telah terintegrasi secara global. Dampak krisis ekonomi suatu negara akan berimbas pada negara lain, termasuk Indonesia. Untuk itu, agar wilayah Indonesia tidak terkena imbas dan ‘tertarik’ kepada negara-negara luar terutama di perbatasan, seperti Australia dan Malaysia, konektivitas antar wilayah di Indonesia harus dijaga. “Ini perlu dilakukan karena dunia sudah terintegrasi secara global. Kita jaga dan kembangkan koridor-koridor yang dimiliki, seperti koridor Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua,†ujar Hatta.
Lebih lanjut, Hatta mengatakan investasi juga menjadi mesin penggerak utama Indonesia pada 2013 mendatang. Perkembangan investasi Indonesia juga cukup menggembirakan. Hatta mencontohkan Korea Selatan telah berkomitmen untuk menanamkan investasinya senilai 25 miliar dolar. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa dalam pandangan Hatta merupakan modal Indonesia untuk maju, selain didukung oleh jumlah penduduk yang lebih dari 60 persen berusia produktif kurang dari 39 tahun. “SDM merupakan modal dan bukan beban. Apalagi lebih dari 60 persen penduduk kita berusia produktif lain dengan Jepang saat ini,†kata Hatta.
Jika Indonesia dapat menjalankan agenda dan program yang ada pada MP3EI, Hatta optimis Indonesia pada 2025 akan menjadi negara maju dan terhindar dari krisis ekonomi global. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diharapkan dapat di atas 7 persen.
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan termasuk sepuluh negara besar di dunia pada tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil rata-rata sekitar 7-9 persen per tahun secara berkelanjutan. (Humas UGM/Satria AN)