YOGYAKARTA-Pemerintah akan segera meluncurkan catatan berisi Warisan Budaya Nasional (Warbudnas) untuk melindungi budaya nasional Indonesia. Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang kebudayaan, Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M. Arch., Ph.D. pencatatan warisan budaya nasional ini selain untuk melindungi budaya nasional Indonesia sekaligus untuk menetapkan anggaran pelestarian budaya.
“Akhir Juli ini kita akan luncurkan program Warisan Budaya Nasional. Semua warisan budaya nasional dicatat dan diregister agar lebih tertib sekaligus untuk menghindari kasus klaim-klaim budaya nasional oleh negara lain,â€tegas Wiendu usai pembukaan The 5th International Indonesia Forum (IIF) 2012 di Balai Senat UGM, Senin (9/7). IIF 2012 kerjasama antara UGM dan Yale University ini berlangsung selama dua hari, 9-10 Juli 2012.
Wiendu mengatakan hingga tahun 2011 setidaknya sudah ada 2.018 budaya di 33 provinsi yang teregister. Ia yakin melalui budaya, bangsa Indonesia akan maju sekaligus mencitrakan dirinya sebagai negara adidaya. Untuk mengembangkan budaya nasional ada beberapa hal yang harus diperkuat, yaitu terkait pembentukan karakter bangsa, diplomasi budaya, warisan budaya, SDM kebudayaan dan sarana/prasarana.
“Mungkin Indonesia masih perlu dipertanyakan kemajuan di bidang ekonomi atau politik. Tapi dengan kebudayaan ini kita adalah negara adidaya,â€tegas Wiendu.
Sementara itu dalam sambutan pembukaan IIF 2012, Wiendu sempat menyinggung tentang klaim Malaysia atas Tari Tor Tor yang langsung mendapat reaksi keras masyarakat Indonesia. Pemerintah saat ini juga telah meminta pernyataan tertulis dari pemerintah Malaysia terkait pencatatan Tari Tor Tor.
“Tidak masalah budaya Indonesia berkembang hingga mancanegara. Tapi identitas dan kepemilikan tidak boleh beralih ke negara lain,â€papar Wiendu yang juga staf pengajar di Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM ini.
Wiendu juga menjelaskan di akhir bulan Juni lalu sistem pengairan persawahan Bali, Subak, resmi menjadi Warisan Budaya Dunia. Subak resmi disahkan pada Sidang UNESCO ke-36 di St Petersburg, Rusia. Sebelumnya sudah ada beberapa karya budaya Indonesia yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, yaitu wayang, keris, batik, dan angklung.
Sebelumnya, Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. menilai konferensi internasional yang dihadiri sekitar 96 pembicara dari 10 negara tersebut sangat relevan dengan sejarah berdirinya UGM yang tidak lepas dari budaya dan pendidikan. Dalam pandangan Pratikno, selain pendidikan, semangat pembudayaan juga sangat penting untuk terus ditanamkan kepada warga UGM termasuk di dalamnya mahasiswa.
“Bukan hanya pendidikan antikorupsi tapi yang lebih penting adalah pembudayaan anti korupsi,â€tegas Pratikno (Humas UGM/Satria AN)