Pembangunan infrastruktur teknologi informasi yang fleksibel berpengaruh dalam mewujudkan dan mempertahankan keselarasan strategi atau kesesuaian antara teknologi informasi dengan strategi bisnis. Apabila strategi mengalami bisnis mengalami perubahan akibat tuntutan lingkungan perusahaan, maka strategi teknologi informasi mampu mengimbangi.
“Keselarasan merupakan kondisi yang hanya akan terjadi jika strategi TI ditunjang oleh infrastruktur TI yang fleksibel,†terang Ir. Wahyuni Reksoatmodjo, M.Sc., saat ujian terbuka program doktor, Senin (16/7) di Auditorium BRI Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Dalam kesempatan tersebut Wahyuni mempertahankan disertasi berjudul “Studi Eksploratori Tentang Keselarasan Strategi Teknologi Informasi dan Strategi Bisnisâ€.
Wahyuni menuturkan keselarasan strategik mensyaratkan sinergi sejumlah karakteristik fleksibilitas infrastruktur TI. Karaktersitik tersebut meliputi konektivitas, kompatibilitas, modularitas, integrasi, dan pengetahuan dan keterampilan staf TI. Dengan konektivitas yang memadahi , memperlancar komunikasi di seluruh unit perusahaan. “Berbagai perubahan baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan dapat ditanggapi dengan cepat,†kata staf pengajar pada Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi UGM ini.
Lebih lanjut disampaikan Wahyuni, infrastruktur TI yang fleksibel juga bersifat kompatibel yaitu dengan infrastruktur yang ada mampu memberdayakan karyawan dan membuat seluruh data maupun informasi siap dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan kebijakan. Selain itu infratsruktur TI yang ada mampu dikembangkan atau dimodifikasi komponen-komponennya sehingga dapat membentuk konfigurasu baru dalam rangka memenuhi permintaan bisnis. “Infrastruktur TI yang baik adalah aras tinggi yakni infrastruktur TI yang membutuhkan sedikit waktu, tenaga, dan usaha untuk memberikan tanggapan terhadap semua perubahan strategi bisnis ,†papar wanita kelahiran Yogyakarta 62 tahun lalu.
Ditambahkan Wahyuni, pengetahuan dan keterampilan staf TI turut memberikan andil sehingga infrastruktur TI bersifat fleksibel. Staf yang mampu bekerja secara kooperatif dalam kelompok dan lintas bagian dengan memnggunakan beragam teknologi sehingga memperluasa batasan-batasan organisasional dan membantu perusahaan dalam menghadapi perubahan. Disamping hal tersebut, infrastruktur yang fleksibel dapat mengitegrasikan data dan berbagai proses penting dalam menunjang ketersediaan informasi .
“Keselearasan startegik mensyaratkan sinergi semua karakteristik tersebut secara stimultan. Sinergi tersebut memudahkan penegmabngan infrastruktur TI sesuai dengan perubahan strategi bisnis tanpa membutuhkan waktu yang lama atau usaha yang keras,†pungkasnya. (Humas UGM/Ika)