Untuk pertama kali dua mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM menorehkan prestasi gemilang di ajang Indonesia Medical Olimpiad (IMO) di Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur 13 -17 Juli 2012. Kedua mahasiswa Arifah Nur Shadrina dan Ivan Wudexi berhasil menyabet medali emas IMO untuk kategori kardio-respirasi.
“Tentu saja prestasi ini membanggakan kami, karena mereka menonjol di bidang ilmiah bukan yang lain, demo dan segalanya,” papar Prof. dr. Suhardjo, SU., Sp. M(K), Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Usaha dan Kesejahteraan FK UGM, Jum’at (20/7) di ruang Meeting Grha Wiyata fakultas setempat.
Menurut Suhardjo, prestasi dua mahasiswa FK UGM ini tentu sangat menguntungkan bagi keduanya. Sebab setelah lulus dokter nanti, keduanya akan menempuh Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi untuk praktek. “Soal-soalnya hampir sama dengan yang dujikan dengan soal-soal di ajang IMO,” tuturnya.
dr. Muhamad Nurhadi Rahman, Sp.OG selaku dosen pembimbing mengatakan IMO kali imi menjadi yang terbesar yang pernah diselenggarakan. Dibanding tahun 2011 yang hanya diikuti 12 perguruan tinggi, IMO kali ini diikuti 48 perguruan tinggi se-Indonesia penyelenggara pendidikan dokter. “Di Indonesia sesungguhnya ada 72 perguruan tinggi penyelenggara pendidikan dokter, namun hanya 48 yang hadir dengan melibatkan 386 mahasiswa,” katanya.
Dikatakan dalam penyelenggaraan IMO ketiga persaingan sangat ketat. Sebagai fakultas yang telah lama berdiri, FK UGM tak lagi bisa meremehkan fakultas kedokteran-fakultas kedokteran baru. “Apalagi mereka yang dari perguruan tinggi swasta, tinggi semangatnya untuk berprestasi sekaligus berupaya untuk mengejar standarisasi pendidikan dokter, dan saya kira persaingan di tahun depan akan semakin ketat,” katanya lagi.
Atas prestasi yang diraih Arifah Nur Shadrina dan Ivan Wudexi selain mendapat sertifikat, keduanya berhak atas uang pembinaan sebesar 2,5 juta rupiah. Keduanya merasa senang karena mampu menunjukkan prestasi terbaik ditengah persiapan yang serba mepet. “Bisa dibayangkan kami melakukan persiapan satu bulan, syukurlah kami bisa melawatinya,” ujar Ivan.
Lebih detail Arifah menjelaskan disamping persaingan yang ketat, masing-masing peserta diharuskan menempuh Multiple Choice Question (MCQ) dan Objective Structural Practical Examination (OSPE) dibabak penyisihan, dan menempuh MCQ, Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Structural Objective Case Analysis (SOCA) dan Public Health (PH) di babak final. Bahkan disaat MCQ, para peserta harus menjawab 200 soal dalam waktu 120 menit. “Di final hampir sama, bahkan dalam waktu 30 menit kami harus membuat bahan presentasi perihal Kardio-respirasi, seputar penyakit jantung,” jelasnya.
Dr. Med. Dr. Putrika Prastuti Ratna Gharini, dosen pembimbing yang lain mengungkapkan, mengikuti ajang IMO tentu menjadi pengalaman berharga bagi kontingen FK UGM. Sebab meski tidak meraih prestasi terbaik dan hanya meraih perak dan perunggu para mahasiswa FK UGM yang lain telah menunjukkan kegigihan dan semangat untuk meraih prestasi terbaik. Mereka adalah Vincentia Meta Widya Paramita dan Faiz Allaudien Reza Mardhika untuk kategori urogenital-reproduksi, Mega Susanti dan Indra Setyawan kategori gastroentero hepatology, Cita Nuansa Imane Putri dan Primadhy Rahardian kategori neurology dan Rhama Patria B dan Irfan Haris kategori muskulosleletal. “Mereka telah mengoptimalkan potensi yang dimiliki dengan niat, motivasi dan usaha keras,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung)