Pelajaran kimia dan fisika sering menjadi mata pelajaran yang menjadi momok bagi banyak siswa. Kesulitan mereka tidak hanya dari segi materi yang mesti banyak dihafal, tapi juga dalam penguasaan rumus-rumusnya. Anehnya, tingkat kesulitan ini bukan malah menjadi daya lecut untuk lebih giat belajar, namun justru menjadikan banyak siswa bosan dalam menguasai dua pelajaran ini.
Pada dasarnya, dua mata pelajaran ini akan bisa lebih mudah dipelajari oleh setiap siswa jika menggunakan metode belajar yang tepat dan praktis. Metode ini, selain bisa menyingkat waktu, juga bisa menyederhanakan materi yang sulit dikuasai. Seperti apakah metode tersebut? Erna Setianingsih (Ketua), Dawi Karomati Barorah, Rosalia Diah Mindarti, Ida Lutfiani Afifah dan Fida Khansa, Mahasiswa dari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik UGM memperkenalkan Metaloka sebagai laboratorium berjalan inovatif guna mempermudah belajar fisika dan kimia anak usia SD.
Erna Setianingsih menjelaskan Metaloka singkatan dari Pecinta Teknologi di Sekitar Kita, merupakan upaya mahasiswa teknik UGM membuka pelayanan jasa mengenalkan belajar mudah kimia dan fisika untuk anak-anak SD. “Metode ini mengajak anak bermain dengan berbagai alat agar mereka senang dan mudah dalam belajar kimia dan fisika,” jelas Erna di Kampus UGM, Kamis (26/7).
Berbagai alat tersebut diantaranya inventor kid untuk mengenalkan anak belajar fisika dengan menyusun rangkaian listrik sederhana. Alat tiup balon tanpa pompa untuk mengenalkan siswa belajar kimia, yaitu upaya menggembungkan balon dengan asam sitrat dan soda kue dengan menggunakan media botol. Juga upaya mengajarkan anak-anak SD dunia elektromagnetik melalui media paku, batu baterai dan kawat. “Sebagian besar alat ini kami membuat sendiri dan kami sesuaikan dengan kebutuhan kurikulum SD,” tambahnya.
Erna mengaku terdapat 17 lebih metaloka guna mempermudah siswa-siwa SD kelas 3 s.d 6 dalam mempelajari sains dan teknologi. Usaha Metaloka ini diluncurkan setelah melihat kesulitan yang dihadapi anak SD dalam mempelajari Kimia dan Fisika. Pasalnya kurikulum Fisika dan Kimia SD tidak memiliki praktikum. “Makanya, kami lantas berpikiran bagaimana menyediakan alat dan takarannya sesuai kurikulum fisika dan kimia di SD,” katanya.
Rosalia Diah Mindarti menambahkan Metaloka berada di lingkungan Jurusan Teknik Industri, FT UGM sesungguhnya telah berdiri setahun lalu. Dengan tagline membantu anak bangsa menguasai sains dan teknologi, Metaloka berusaha mengatasi kesulitan belajar anak-anak SD di bidang kimia dan fisika. Produk ini telah disosialisasikan di SD Sinduadi, SD. Percobaan Sendowo, SD. Pogung, SD. Islam Terpadu dan SD. Islam Terpadu Khoirot, Yogya. “Produk kami memang semacam pelatihan yang terdiri dari kunjungan, event dan private. Untuk penunjang kegiatan tersebut, kami pun membuat kit yang diberi nama Alfa, Gamma dan Beta,” tambah Rosalia.
Berkat pendampingan yang dilakukan Dr. Herianto, ST.,M.Eng, Tim Metaloka inipun menjadi salah satu delegasi UGM pada PIMNAS ke-25 tahun 2012 di UMY, Yogyakarta. Masuk kataegori PKMK (Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan), Metaloka diakhir kompetisi dinyatakan mendapat penghargaan medali perak. “Kami tentu sangat bersyukur, dan kedepan berbagai alat praktikum untuk anak-anak SD ini akan kami kembangkan untuk robotika, roket air dan solar cell,” imbuh Rosalia. (Humas UGM/ Agung)