Bermodal dari ilmu yang dimiliki, hobi dan kecintaan terhadap hewan kesayangan, lima mahasiswa Fakultas Kedoktean Hewan UGM yang tergabung dalam “Bone Clinx Groming Hewan Kesayangan”, menorehkan prestasi terbaik dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-25 di UMY belum lama ini. Mereka adalah Muhammad Atma S, Martinus Prastya DN, Yosavat Agung S, Aprilia Dwi A dan Handang Widantara yang berhasil meraih medali emas kategori Poster PKM-K.
Tidak hanya itu, “Bone Clinx Groming Hewan Kesayangan”, kini menjadi pilihan bisnis yang menjanjikan. Oleh karena itu, Anda pemilik hewan kesayangan tidak perlu lagi repot harus mengurus segala sesuatunya sendirian. Anda bisa mempercayakan hewan kecil kesayangan pada “Bone Clinx Groming Hewan Kesayangan”.
Selain menyediakan jasa perawatan hewan dengan layanan bergaransi, “Bone Clinx Groming Hewan Kesayangan” siap memberikan layanan 24 jam untuk konsultasi kesehatan dan perawatan hewan kesayangan, baik itu anjing, kucing maupun kelinci. “Kita memberikan garansi tiga bulan setelah groming, apapun masih menjadi tanggungan kami, itulah yang membedakan kami dengan groming-groming lainnya” ujar Martinus Prastya DN di selasar Gedung Pusat UGM, Kamis (2/8) memberi keterangan.
Kata Martinus, keistimewaan lain Bone Clinx adalah adanya perlakukan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dilakukan groming. Pemeriksaan ini, meliputi pemeriksaan fisik mata, mulut, gigi, telinga, rambut, kuku hingga pemeriksaan anus. “Kami akan periksa dengan teliti, jika ditemui tanda-tanda kesehatan hewan terganggu, kami pun melakukan pengobatan, toh kami ini sudah menyandang sarjana kesehatan hewan. Kalaupun kemudian ada apa-apa dan butuh penanganan serius kita telah bekerjasama dengan Klinik Bagas Waras,” katanya.
Diakuinya, waktu yang dibutuhkan untuk groming sesungguhnya tidak terlu lama, paling 30 menit namun untuk konsultasi dan kegiatan lainnya bisa menghabiskan waktu 3 jam. Semua tergantung karakter hewan yang ditangani, sebab antara anjing dan kucing berbeda. “Seperti kucing, misalnya terkadang sulit juga, kadang berlari-lari, mencakar dan sebagainya. Untungnya kami memiliki info sehingga banyak yang bisa didiskusikan dengan pemilik hewan kesayangan. Sehingga jika ada pertanyaan bisa langsung kami jawab, tak jarang ada yang menghubungi kami malam-malam hanya untuk konsultasi,” imbuhnya.
Aprilia Dwi A menambahkan meski 60 persen jasa groming di Indonesia telah profesional, “Bone Clinx Groming Hewan Kesayangan” tetap merasa optimis merebut pasar bisnis layanan hewan kesayangan. Salah satu andalan Bone Clinx adalah penggunaan shampo berbahan herbal untuk groming hewan kesayangan, sementara groming lainnya masih memakai shampo berbahan kimia.
Pengalaman membuktikan dengan menggunakan shampo herbal buatan sendiri, tidak ditemukan keluhan dari klien. Selain cocok dengan kulit hewan kesayangan, wangi shampo herbal lebih tahan lama. “Pengguna shampoo herbal untuk hewan ini adalah yang pertama di Indonesia. Di Jogja dan sekitarnya setelah kita survei belum ada satupun yang menggunakan herbal, masih banyak yang menggunakan kimia,” ucapnya.
Karenanya shampo herbal untuk groming belum dipasarkan, dan pemakaian masih untuk memenuhi kebutuhan Bone Clinx. Ada dua varian yang dihasilkan, yaitu shampo herbal daun pandan dan shampo herbal lidah buaya. “Memang baru untuk sendiri, kalau dipasarkan tentu kita khawatir berdampak pada bisnis jasa Bone Clinx. Sementara yang kimia kita tahu berminyak lembab, dan baunya apek,” ungkapnya sambil tersenyum.
Aprilia pun tidak mengelak bila harga jasa Bone Clinx sedikit lebih tinggi dibanding groming-groming lainnya. Untuk sekali layanan, Bone Clinx mematok harga 100 ribu non member dan 50 ribu – 75 ribu rupiah bagi yang member. “Harga grooming di luaran memang lebih murah, antara 40-50 ribu rupiah, namun lagi-lagi kita kan menggunakan perawatan hewan berbahan herbal,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)