Moral dan Pengetahuan, Problem Dasar Calon Pemimpin Nasional

YOGYAKARTA – Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., mengatakan Indonesia kini tengah menghadapi krisis integritas dan karakter calon pemimpin. Menurutnya, menjadi pemimpin tidak sekedar memiliki otoritas namun memiliki integritas moral dan kompetensi pengetahuan. Hal itu perlu dilakukan untuk menghindari makin menjalarnya praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang. “Ke depan pemimpin bukan hanya punya otoritas untuk memimpin namun juga punya moral dan pengetahuan untuk jadi pemimpin,” kata Pratikno dalam diskusi kunjungan peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Lemhanas, Rabu (8/8). Kunjungan peserta SSDN Lemhanas ini dipimpin langsung oleh Gubernur Lemhanas, Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, D.E.A.
Menjawab pertanyaan peserta diskusi terkait komitmen UGM dalam mempertahankan pendidikan Pancasila, Pratikno menuturkan bahwa UGM terus melakukan pengembangan pendidikan Pancasila bahkan kurikulum pendidikan semua prodi diarahkan berbasis pada Pancasila. Tidak lagi sekedar pada sisi normatif dan dogmatif. “Seluruh struktur kurikulum harus Pancasilais. Sebagai rujukan kita adalah konsep kedaulatan,” katanya.
Bentuk implementasi dari kebijakan Pancasilais, kata Pratikno, diwujudkan dengan membangun kedaulatan dalam berbagai bidang seperti obat-obatan, pangan dan energi. Ia mencontohnya, sebagai negara agraris, Indonesia seharusnya berdaulat dalam hal pangan bukan lagi dalam bentuk ketahanan pangan. “Kalo pola pikirnya ketahanan pangan, maka yang dipikirkan hanya melakukan impor,” imbuhnya.
Gubernur Lemhanas, Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, D.E.A., mengatakan kunjungan peserta SSDN Lemhanas dalam rangka menyerap berbagai masukan terkait solusi problem bangsa dalam upaya membangun ketahanan nasional. Dari semua masukan tersebut nantinya akan didiskusikan lebih lanjut di Lemhanas. Dia menambahkan, peserta diklat lemhanas di sebar ke seluruh nusantara untuk menyerap aspirasi dari berbagai lembaga. Di Yogyakarta, selain berkunjung ke UGM, mereka juga melakukan diskusi dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X. (Humas UGM/Gusti Grehenson)