Guna mensinergikan pendidikan tinggi vokasi dengan pendidikan menengah vokasi, Sekolah Vokasi (SV) UGM bersama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, Dan Olahraga (Dikpora) Provinsi DIY membentuk forum komunikasi pendidikan vokasi DIY. Pembentukan forum komunikasi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama oleh Direktur SV UGM, Ir. Hotma Prawoto, M.T., dan Kepala Dinas Dikpora DIY yag diwakili Kasi SMK Dinas Dikpora, Isparwo Dewanto, Kamis (9/8) di university Center (UC) UGM. Penandatanganan kesepakatan bersama disaksikan oleh lima orang perwakilan SMK dari 4 kabupaten dan 1 kota DIY. Dalam kesempatan tersebut dihadiri sekitar 205 SMK se-DIY.
Direktur SV UGM mengatakan pembentukan forum komunikasi pendidikan vokasi DIY ditujukan untuk meningkatkan akes pendidikan siswa SMK/SMA ke perguruan tinggi, khusunya jenjang Diploma 1 (D1). Selain itu, melalui forum ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara perguruan tinggi dengan SMK. “Dengan forum ini diharapkan bisa membuka sekat-sekat yang ada dan bersinergi satu-sama lain,†jelasnya.
Rahmat, SMK N 2 Pengasih mendukung pembentukan forum komunikasi pendidikan vokasi DIY. Ia berharap dengan forum tersebut dapat tercipta solusi atas berbagai persoalan yang terjadi di lingkup SMK. “Harapannya kedepan, misal terdapat persoalan seperti permasalahan kerja praktek maupun peningkatan kinerja guru bisa dijembatani melalui forum ini,†terangnya mewakili suara rekan-rekan SMK lainnya.
Selain membentuk forum komunikasi pendidikan vokasi, SV UGM juga telah membuka Vocational Development Center (VDC). VDC akan dijadikan sebagai pusat karir dan pusat pelatihan bagi siswa lulusan SMK/SMA di DIY yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan D1 dalam program pendidikan vokasi berkelanjutan (PVB) yang digulirkan Dirjen Pendidikan Tinggi (dikti), Direktorat Jendral Pembina SMK, South East Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) serta Disdikpora di masing-masing daerah. “Dalam program tersebut SMK akan menjadi sub kampus dalam menghasilkan lulusan D1. UGM juga berencana menyelenggarakan program ini, semoga bisa segera direalisasikan, namun teknik operasional pelaksanaan masih akan dibicarakan dulu bersama rektorat,†jelas Koordinator VDC SV UGM, Dr. Wikan Sakarinto sembari menambahkan bahwa saat ini telah ada 10 SMK yang siap dan menandatangani MoU pelaksanaan program.
Wikan menyebutkan dengan program tersebut lulusan SMA/SMK bisa melanjutkan kuliah dengan tetap berada di sekolah mereka. Kuliah dilakukan secara online melalui pendidikan jarak jauh. Dosen yang akan mengajar siswa berasal dari UGM dengan dibantu para guru di masing-masing sekolah sebagai asisten dosen.
“Melalui pendidikan semacam ini maka siswa lulusan SMK/SMA bisa ditingkatkan kapasitasnya dan kompetensinya.,” jelas Ketua Program Diploma Teknik Mesin SV UGM ini.
Lebih lanjut Wikan memaparkan bahwa metode pendidikan selama setahun akan dibagi dalam dua tahap. Pada pada awal dan tahun ajaran, para siswa akan berkuliah di UGM sesuai program studi (prodi). Sedangkan lima bulan berikutnya mereka berkuliah di masing-masing sekolah dengan bimbingan guru masing-masing yang sudah mendapatkan training of trainer (ToT) dari SEAMOLEC. Lima bulan sisanya, mereka akan magang di perusahaan yang sudah bekerjasama dengan UGM. Materi kurikulum yang diterapkan didesain langsung oleh kampus tersebut.
“UGM akan mengadakan ujian akhir, termasuk memberikan ijasah bagi mahasiswa yang lulus,” jelasnya.
Agus Maryono perwakilan SEAMOLEC menyatakan bahwa pihaknya mendukung pendidikan berbasis keterampilan dan keahlian salah satunya dengan membuka penyebaran ilmu melalui program PVB dengan sistem open distance learning (ODL) atau pembelajaran jarak jauh. “Kami berupaya memperluas akses pendidikan bagi lulusan SMK yakni salah satunya dengan pengembangan ODL,†ungkapnya.
Agus menyampaikan program ini ini melibatkan perguruan tinggi sebagai kampus utama. Selanjutnya SMK dan industri sebagai sub kampus. Sementara itu pihaknya memberikan sistem transfer dan ToT bagi guru SMK.
Program PVB telah diikuti sekitar 20 perguruan tinggi dan politeknik di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah ITB, UI, Universitas Padjajaran, IPB, dan Universitas Negeri Semarang. (Humas UGM/Ika)