MAGELANG – Mahasiswa UGM dan Sembilan orang mahasiswa Ehime University Jepang menanam 540 pohon Mimba di desa wonolelo, Sawangan, Magelang. Penanaman pohon Azadirachta indica A. Juss. ini dimaksudkan untuk pengendali hama dan obat dari berbagai jenis penyakit tanaman. Daun dan Biji Mimba berkhasiat sebagai Pestisida dan Insektisida karena mengandung zat Azadirachtin. Tumbukan biji Mimba dapat berkhasiat sebagai pupuk hijau karena mengandung Nitrogen, Fosfor dan Kalium,
Harimurti Buntaran, mahasiswa jurusan budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, mengatakan penanaman mimba dimaksudkan untuk mendukung konsep pembangunan pertanian berkelanjutan dengan menggajak masyarakat mengurangi pemakaian bahan kimia. “Karena efek dari pupuk dan obat kimia, tanah jadi rusak, kesuburan berkurang dan meninggalkan sisa residu di daun,†kata kormanit KKN PPM unit 40 ini, Minggu (12/8).
Dengan mengurangi penggunaan bahan kimia, kata Harimurti, diharapkan produk pertanian Wonolelo semakin lebih sehat. Dia menambahkan, bibit pohon mimba tersebut ditanam di tiga dusun, Pelem, Wonodadi, dan Surodadi. Dalam 1-2 tahun kedepan, pohon ini bisa dimanfaatkan oleh petani di tiga dusun tersebut. Selain menanam pohon, sebelumnya, mahasiswa bersama masyarakat membangun rumah bibit sehat dan rumah pupuk organik. “Supaya bibit yang digunakan lebih sehat dan produksi lebih meningkat,†katanya.
Dosen Budidaya Pertanian, Dr. Ir. Taryono, M.Sc., mengatakan penanaman pohon Mimba ini merupakan salah satu program KKN PPM UGM bekerjasama dengan mahasiswa Ehime University Jepang. Di wonolelo, keikutsertaan mahasiswa Jepang dalam program mahasiswa KKN PPM berlangsung sejak dua tahun berturut-turut. “Salah satu fokus kegiatan mereka adalah mitigasi bencana erupsi gunung berapi,†kata Taryono.
Migumi Ikarimoto, 21 tahun, mahasiswa kelahiran Hiroshima ini menuturkan dia bersama mahasiswa dari tiga fakultas Ehime University memberikan penyuluhan dan pelatihan mitigasi penanggulangan bencana untuk kalangan siswa sekolah dasar. “Kami mengajarkan cara evakuasi bencana untuk anak-anak bahaya erupsi merapi seperti yang selama ini dilakukan di Jepang,†katanya.
Dia mengaku senang bisa mengikuti kegiatan KKN PPM di Wonolelo, selain bisa menikmati pemandangan alam pedesaan yang cukup menakjubkan namun bisa membaur dengan warga masyarakat. “Saya semakin tahu kehidupan masyarakat desa di Indonesia,†ujar anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Kepala Desa Wonolelo, Sumadi, mengatakan mayoritas masyarakat Wonolelo hidup dari sektor pertanian. Sehingga program-program yang mendukung peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pertanian sangatlah dibutuhkan. “Ilmu yang disampaikan mahasiswa dari UGM dan Jepang bisa membawa manfaat bagi warga,†ujarnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)