Setelah 67 tahun merdeka, bangsa Indonesia masih menghadapi permasalahan yang rumit. Pembangunan yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi ternyata tidak diikuti pemerataan hasil-hasil pembangunan ekonomi. Prestasi bangsa menghindarkan diri dari krisis ekonomi di beberapa belahan dunia merupakan fenomena yang menggembirakan, bahkan Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan baik. “Namun, ditengah prestasi pertumbuhan tersebut, muncul permasalahan ketimpangan yang tajam. Pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati sekelompok kecil elit dan menghasilkan kelas menengah ekonomi yang konsumtif,” tutur Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc saat memimpin upacara HUT Kemerdekaan ke 67 Republik Indonesia, di halaman Balairung, Jum’at (17/8).
Dikatakan kemiskinan tidak mengalami penurunan yang signifikan, bahkan ketimpangan antar status sosial ekonomi semakin tajam dan diikuti berbagai kerawanan sosial yang semakin marak. Ketimpangan tidak hanya terjadi antar status sosial ekonomi, namun juga ketimpangan pembangunan antar wilayah yang telah terjadi berabad-abad yang belum bisa diperbaiki dengan hasil yang memuaskan. “Fenomena ketimpangan sosial antara Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Timur, antara Jawa dan Luar Jawa, antara Kota dan Desa, juga antara Ibukota dan wilayah lainnya masih menjadi masalah serius bangsa ini,” katanya.
Fenomena tersebut menjadikan persoalan keadilan sosial di Indonesia mencuat kembali. Bahwa bangsa Indonesia yang terus melakukan pembangunan untuk kemajuan, disaat yang sama hasil-hasil pembangunan diharapkan bisa dinikmati secara merata untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Sebagai universitas yang didirikan sebagai bagian dari sejarah Revolusi Kemerdekaan, jati diri Universitas Gadjah Mada adalah sebagai Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan, dan Universitas Kebudayaan. Dengan jati diri inilah, permasalahan ketimpangan pembangunan dan keadilan sosial yang merupakan permasalahan bangsa menjadi kepedulian UGM,” ungkapnya.
Oleh karena itu dihadapan para pimpinan universitas dan fakultas, para pendidik dan tenaga kependidikan serta mahasiswa, Rektor mengajak dengan ilmu yang dimiliki, jaringan yang luas, reputasi dan daya pengaruh yang besar, seluruh warga UGM dengan segenap potensi dan kemampuan besar yang dimiliki untuk berpartisipasi membangun Indonesia yang berkeadilan. “Dengan bidang ilmu yang komprehensif, dengan komitmen dan dedikasi yang tinggi, masyarakat UGM bisa memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia yang merata dan berkeadilan,” ungkapnya berharap. (Humas UGM/Agung)