Perkembangan bangsa Indonesia dalam satu dekade terakhir semakin meneguhkan bila pondasi keberhasilan bangsa Indonesia bukan hanya terletak pada kapasitas intelektual semata, namun lebih utama pada moralitas dan komitmen terhadap kepentingan bangsa serta nilai-nilai kebenaran, kejujuran, pengabdian dan tanggungjawab. Ditengah prestasi dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, bangsa Indonesia dihadapkan pada permasalahan ketimpangan sosial yang semakin lebar, kerusakan lingkungan, kegagalan membangun kemandirian dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, energi dan obat-obatan, serta permasalahan krusial lainnya.
“Permasalahan ini tentu diakibatkan ketidakmampuan kita dalam menjunjung tinggi moralitas dan komitmen terhadap kepentingan bangsa. Karenanya menjadi bangsa yang cerdas adalah sebuah keharusan,” tutur Rektor, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc saat mewisuda 1329 Program Sarjana, di Grha Sabha Pramana Selasa (28/8).
Oleh karena itu, amanat “mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagaimana tertera dalam pembukaan UUD 1945 harus dimaknai lebih dari sekedar meningkatkan kecerdasan individu-individu anak bangsa. Bahwa upaya yang lebih penting adalah bagaimana mencerdaskan bangsa, mencerdaskan bangsa Indonesia untuk bisa berpikir dan membuat langkah bijak bagi kepentingan masyarakat dan kemartabatan bangsa. “Saya yakin, bangsa Indonesia menunggu kiprah saudara-saudara, para alumni UGM. Tentu saja sangat dibutuhkan kerjasama antar civitas akademika, alumni dan keluarga besar UGM untuk meningkatkan kecerdasan kita sebagai bangsa,” ungkap Rektor.
Kata Rektor, setelah melepas status sebagai mahasiswa, para wisudawan-wisudawati secara otomatis tergabung dalam Keluarga Alumni UGM atau KAGAMA. Diharapkan UGM dan KAGAMA saling bekerjasama dan bersinergi agar memiliki peran sentral dalam meningkatkan kiprah UGM bagi bangsa, dan sekaligus meningkatkan prestasi para alumni UGM untuk lebih berprestasi dan lebih bermakna bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. “Oleh karena itu sebagai alumni UGM, kami sangat mengharapkan para wisudawan dapat berperan aktif dalam jaringan KAGAMA untuk bersama-sama UGM bersinergi memberikan kemanfaatan bagi masyarakat, menjadi rujukan dalam memajukan dan menyelesaikan permasalahan bangsa,” katanya dihadapan para wisudawan dan tamu undangan.
Dalam wisuda Program Sarjana Periode IV 2011/2012, Universitas Gadjah Mada mewisuda 1.329 sarjana dengan lama studi rata-rata 4 tahun 6 bulan. Waktu studi tersingkat diraih Mahmudatu Rausyana Fikri, dari Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya dalam waktu 3 tahun 1 bulan, dan lulusan termuda adalah Armita Athennia dari Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran yang berhasil lulus sarjana pada usia 19 tahun 11 bulan 1 hari.
Sebanyak 374 lulusan mencapai predikat cumlaude atau 28,53% dari 1312 lulusan. Sementara Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi diraih Listyanti Aninda, dari Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dengan IPK Kumulatif 3,96. (Humas UGM/ Agung)