Sebanyak 14 orang rombongan dari Aichi Prefectural University, Jepang mengunjungi UGM dan Yogyakarta. Kunjungan ini dilakukan sebagai upaya pemantapan kembali program kerjasama pendidikan dan ilmiah antara UGM dan Aichi Prefectural University (APU) Jepang.
Selama dua pekan, tanggal 3 s.d 14 September 2012, sebanyak sembilan mahasiswa dan lima dosen dari APU, ini akan memberikan kursus singkat Bahasa Jepang kepada beberapa mahasiswa UGM. Program pendidikan bahasa Jepang yang telah disiapkan adalah pengajaran bahasa Jepang untuk mahasiswa Program Studi Jepang UGM dan pengajaran bahasa Jepang untuk mahasiswa UGM di luar Program Studi Bahasa Jepang.
“Kami mengakui dalam beberapa tahun terakhir ini pemerintah Jepang terpaksa mengurangi bantuan, termasuk bantuan untuk beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Keadaan ini tentu saja menyebabkan pengiriman tenaga ahli pendidikan bahasa Jepang dari Jepang melalui Japan Foundation ke beberapa universitas, termasuk UGM dihentikan sejak beberapa tahun yang lalu,” ujar Prof. Yako Kozano, di Auditorium Pusat Pelatihan Bahasa UGM, Senin (3/9) saat pembukaan Program kerjasama Pendidikan dan Ilmiah UGM-APU.
Yako Kozano menjelaskan program pelatihan bahasa Jepang ini adalah program yang mendapat sponsor yayasan Majelis Wali Amanat Universitas Propinsi Aichi atau Aichi Prefectural University yang diketuai bapak Kyoji Sasazu. Kyoji Sasazu adalah pensiunan Wakil Direktur perusahaan otomotif Toyota Corporation yang berpusat di Nagoya. Ia sangat peduli dan memperhatikan pergruan tinggi, serta generasi muda Indonesia berkemampuan tinggi, khususnya mereka yang berasal dari UGM. Untuk itu, ia terus berusaha meningkatkan hubungan persahabatan antara UGM dan APU, dan telah mempersiapkan program-program lanjutan dengan skala besar untuk tahun-tahun mendatang.
“Untuk mewujudkan tujuan tersebut, iapun menyerahkan dana cukup besar kepada kami agar tujuan yang mulia ini terlaksana. Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih yang setulusnya kepada beliau dan Rektor dan keseluruhan warga UGM,” jelasnya.
Yako Kozano menambahkan, APU telah menyiapkan program pelatihan bahasa Jepang untuk mahasiswa Program Studi Bahasa Jepang UGM. Sementara untuk mahasiswa UGM di luar Prodi Bahasa Jepang, dirinya meyakini bila sebagian besar sesungguhnya pernah belajar bahasa Jepang, paling tidak sewaktu duduk di bangku SMU. Sayangnya, mereka tidak memiliki kesempatan belajar bahasa Jepang lebih lanjut, dan setelah lulus dari UGM meskipun memiliki kompetensi atau keahlian yang sangat bagus tidak memilih perusahaan sebagai tempat meniti karir.
Dekan FIB, Dr. Ida Rochani Adi, S.U menyambut baik program kerjasama ini. Ia menilai luar biasa untuk kerjasama kali ini, sebab melibatkan banyak mahasiswa UGM di luar Program Studi Bahasa Jepang. “Gagasan mengundang di luar disiplin ilmu sastra Jepang adalah sesuatu yang luar biasa. Saya yakin dengan metode-metode pengajaran terbaru memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa UGM,” papar Ida Rochani Adi. (Humas UGM/ Agung)