Pusat Studi Pancasila UGM dan Yayasan Tifa (Tifa Foundation) sepakat menjalin kerjasama Program Pembudayaan Pendidikan Karakter Melalui Training Kebangsaan. Kerjasama ini merupakan bentuk kepedulian dan perhatian untuk memberikan penanaman nilai-nilai karakter bangsa kepada generasi muda, khususnya siswa-siswi Sekolah Menengah Atas di Yogyakarta. “Kerjasama PSP UGM dan Tifa Foundation telah dilakukan pada bulan Juli 2012 lalu, dan kerjasama ini berlangsung selama tujuh bulan kedepan terhitung Juli hingga Januari 2013,” ujar Agung SS Widodo, Koordinator Program Training Kebangsaan PSP UGM, Selasa (4/9) menjelaskan.
Kerjasama dalam rangka menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat dengan sasaran sekolah-sekolah keagamaan di provinsi Yogyakarta. Beberapa sekolah terlibat program, ini adalah SMA Muhammadiyah 1, MAN 2 Yogyakarta, SMA Bopkri 1, dan SMA Pangudi Luhur.
Dikatakan Agung SS Widodo, Program Training Kebangsaan tidak lain sebagai bentuk komitmen dan kepedulian PSP UGM untuk terus menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas agar mereka memiliki kecintaan pada bangsa sendiri. Disamping itu para siswa SMA diharapkan mampu bersikap kritis, peduli kepada sesama, dan mampu berkontribusi aktif dalam memajukan bangsa. “Tujuan dari Training Kebangsaan sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang menjadi tujuan dari Pendidikan Nasional yakni membentuk insan yang bertaqwa, bertanggung jawab, kreatif, cerdas, dan peduli,” katanya.
Untuk menjamin keberhasilan program tersebut, PSP UGM mendapat dukungan beberapa pihak diantaranya Akademi Angkatan Udara, Menwa UGM dan Asrama Mahasiswa kalimantan. Selain itu menjalin kerjasama pula dengan Dimas-Diajeng DIY dan Desa Wisata Candran, Kebonagung, Bantul sebagai salah satu mitra desa wisata yang masih memegang teguh nilai-nilai kearifan local sebagai tempat dilaksanakan Program Training Kebangsaan. “Permasalahan pendidikan karakter tentunya tidak hanya menjadi tanggung jawab kami sebagai institusi pendidikan namun semua pihak tanpa terkecuali, baik itu masyarakat umum, LSM, Perguruan Tinggi, dan TNI, mereka wajib memberikan andil serta kontribusi karena mendidik generasi muda berarti menyiapkan sumber daya manusia untuk meneruskan perjuangan bangsa dalam membangun peradabanâ€, jelas Agung.
Bagi PSP UGM, tujuan dan hasil program ini diharapkan tidak hanya berhenti ditempat, namun mampu menjadi embrio bagi penanaman pendidikan karakter di wilayah lain. Beberapa tolok ukur keberhasilan tersebut diantaranya mampu menjadi model inovasi pembelajaran pendidikan karakter, mendorong generasi muda untuk memahami pentingnya nilai-nilai karakter bangsa dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu memberikan pengaruh bagi lingkungan sekitar yakni ditandai dengan meluasnya program-program serupa baik yang di kelola oleh Pemerintah, institusi pendidikan, maupun masyarakt guna meciptakan generasi muda yang cinta dan peduli kepada bangsanya. (Humas UGM/ Agung)