YOGYAKARTA – Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM mengadakan pelatihan vaksinasi dan kader vaksinator bagi puluhan petani kolam ikan asal Sleman, Kulon Progo dan Gunungkidul, Rabu (5/9). Para petani dan penyuluh perikanan ini dilatih praktik vaksinasi ikan yang dilaksankan di kolam ikan milik fakultas Pertanian UGM.
Dosen budidaya perikanan, Susilo Budi Priyono, M.Si, mengatakan kegiatan pelatihan vaksinasi dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan budidaya ikan yang selama ini mengalami kendala gagal produksi akibat oleh serangan penyakit virus dan bakteri. “Dengan vaksinasi bisa meningkatkan kehidupan ikan hingga lebih dari 30 persen,â€katanya.
Dia menyebutkan, penyakit yang sering menyerang dan mengancam gagal produksi, yakni penyakit virus MrNV yang menyerang udang galah. Beberapa bulan lalu, virus ini menyebabkan kegagalan produksi pembenihan gagal total. Sedangkan untuk ikan lele, lebih banyak terkena penyakit bakteri aeromonas. Sedangkan nila lebih banyak terserang streptococcus. “Yang jadi masalah, kalangan petani umumnya awam menggunakan vaksinasi, padahal penggunaan vaksinasi lebih dianjurkan daripada menggunakan antibiotik,†katanya.
Ahli penyakit ikan Dr. Ir. Murwantoko, M.Si. mengatakan cara vaksinasi yang bisa dilakukan pada ikan dapat dilakukan melalui tiga metode vaksinasi yakni lewat suntikan, vaksinasi rendaman dan vaksinasi oral. Dengan vaksinasi rendaman, bisa dilakukan secara massal pada berbagai ukuran ikan, stres yang diakibatkan kecil, biaya tenaga kerja murah dan tidak berisiko bagi vaksinator. Namun kelemahannya, jumlah vaksin yang diperlukan cukup banyak, dan jangka perlindungan rendah.
Adapun lewat vaksinasi suntikan, hampir semua vaksin masuk ke tubuh ikan, efisien dan efektif dalam memberikan perlindunagan pada ikan. Namun tidak bisa dilakukan pada ikan yang berukuran kecil dan memerlukan tenaga kerja yang memiliki skill, serta berisiko bagi vaksinator. Sedangkan melalui vaksinasi oral, vaksin bisa dicampur pada pakan. “Metode yang paling mudah untuk vaksinasi. Tapi butuh jumlah yang banyak,†katanya.
Sunarto (53), petani ikan asal tempel, Sleman menuturkan dirinya baru mengerti pentingnya vaksinasi dalam meningkatkan kesehatan produksi ikan. “Selama ini ikan di kolam saya tidak pernah divaksin. Kalo risiko kena penyakit, rata-rata hampir 50 persen bibit ikan bisa mati,†katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan dari usaha budidaya pembenihan ikan dia mendapatkan penghasilan kotor Rp 50 juta tiap tahun dari produksi 11 kolam ikan miliknya. “Saya hanya jual bibit nila, gurameh dan lele, tiap 2-3 bulan panen,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)