YOGYAKARTA-UGM menjadi tuan rumah Simposium Internasional ke-14 Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dari 11-13 September 2012 mendatang. Ketua panitia Manassa, Drs. Sudibyo, M.Hum mengatakan digelarnya acara ini antara lain karena belum banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan peran penting istana dalam pembentukan tradisi pernaskahan Nusantara serta peran istana dalam pemeliharaan serta pewarisan benda cagar budaya tersebut.
†Ada korelasi yang sangat erat antara naskah dan istana (kraton). Istana (kraton) memiliki peran penting dalam upaya penciptaan, pemeliharaan, dan pewarisan naskah-naskah kuno itu,â€kata Sudibyo, Senin (10/9).
Sudibyo menambahkan dari berbagai catatan sejarah diketahui bahwa istana-istana di Nusantara telah menjadi pusat penulisan, penyalinan, pemeliharaan, dan pewarisan naskah. Istana menjadi scriptorium naskah-naskah Nusantara. Banyak naskah penting Nusantara dihasilkan di istana, dan banyak juga naskah-naskah penting yang dipreservasi oleh istana, serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
†Dalam konteks masa kini, istana atau kraton masih tetap memiliki perhatian besar terhadap dunia pernaskahan sebagai gerbang pelestarian naskah-naskah Nusantara yang diwariskan secara turun-temurun sebagai pusaka,â€ujar dosen jurusan Sastra Indonesia UGM itu.
Ia menjelaskan istana sebagai pusat kekuasaan sebuah kerajaan memainkan peran penting dalam pembentukan tradisi di masyarakatnya, “maju-mundurâ€nya tradisi, lebih luas lagi kebudayaan, suatu masyarakat di sebuah kerajaan akan sangat bergantung pada peran penting yang dimainkan oleh istana. Simposium Internasional ke-14 Manassa yang mengambil tema “Peran Istana dalam Tradisi Pernaskahan Nusantara†itu akan dihadiri sekitar 250 peserta dari berbagai negara dan berbagai wilayah Nusantara. Makalah dalam Simposium ke-14 ini disajikan oleh para pakar, peneliti, dan pengkaji naskah Nusantara, baik dari dalam dan luar negeri.
Beberapa rangkaian acara yang akan digelar pada simposium tersebut antara lain pidato kunci Sri Sultan Hamengku Buwana X pada hari pertama dilanjutkan dengan peluncuran buku Ajaran Kepemimpinan Asthabrata Kadipaten Pakualaman karya K.B.P.H. Prabu Suryodilogo (Drs. R.M. Wijoseno Hario Bimo), kemudian ada pula acara “Mengenang Prof. Dr. A. Teeuw†serta bedah buku karya Prof. Dr. Faruk, Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal dengan narasumber Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dan Ithaf al-Dhaki: Tafsir Wahdatul Wujud bagi Muslim Nusantara karya Dr. Oman Fatuhurahman dengan narasumber Prof.Dr. Henri Chambert Loir dan Dr. Fadlil Munawwar Manshur. Di PKKH juga diadakan pameran industri kreatif berbasis naskah, meliputi pameran batik Kraton Ngayogyakarta dan Puro Pakulaman (Humas UGM/Satria AN)