Pakar pemasaran UGM, Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmestha, M.B.A., menggelar pameran tunggal lukisan batik bertajuk ‘Kebangkitan Melukis Batik untuk Memayu Hayuning Bawana’. Dalam pameran yang digelar selama lima hari, 26-30 September 2012, di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM ditampilkan 54 lukisan batik karya Basu S.D. dalam rentang tahun 1968-2012. Beberapa lukisan batik menggambarkan wayang, merak, ikan, dan prajurit.
Basu S.D. mengatakan pameran kali ini diselenggarakan sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai tradisi untuk memperkuat jati diri bangsa. Penetapan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia oleh PBB pada 2011 silam semakin menambah semangat Basu untuk lebih berperan dalam pelestarian dan pengembangan batik, bahkan meningkatkan citra batik Indonesia di kalangan internasional.
Kegemaran melukis Basu bukanlah sesuatu yang baru. Ia mulai belajar melukis pada pelukis ternama, almarhum Bagong Kusudiharjo, pada 1986. Sementara pelajaran membatik didapat dari sang ibu dan nenek. Lukisan pertamanya berjudul ‘Burung Hantu’ dibuat pada tahun 1968. Selanjutnya, ‘Keburukan vs Kebaikan’ (1973), Ikan (1980), dan Dua Prajurit Pandawa (1985). Karena kesibukan sebagai akademisi, Basu rehat melukis selama 25 tahun. Baru pada 2010 ia mulai menekuni kembali hobi melukis hingga saat ini. Ditambahkan Basu bahwa ide menyelenggarakan pameran tunggal telah muncul setahun silam yang menargetkan memamerkan 100 lukisan. Karena keterbatasan waktu dan kesibukan utama sebagai akademisi menjadikan target tersebut belum dapat terealisasi.
Sementara itu, Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., dalam sambutannya menyampaikan pada 20 Oktober mendatang UGM akan mendeklarasikan diri membuka panggung PKKH UGM untuk seluruh lapisan masyarakat seniman di Yogyakarta dan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan amanat dalam Statuta UGM yang menyebutkan UGM selain sebagai balai pendidikan juga balai kebudayaan. “Kami ucapkan selamat dan pameran lukis batik ini melengkapi semangat UGM dalam memperkuat komitmen UGM sebagai balai kebudayaan,†tuturnya.
Di samping menggelar pameran tunggal, dalam kesempatan tersebut Basu S.D. juga meluncurkan buku berjudul ‘Ilmu Pemasaran dalam Seni Batik Lukis’. Buku lain yang juga diluncurkan dalam kesempatan itu adalah ‘Batik Lukis Basu S.D.’ yang ditulis oleh Marissa Haque dan Meta Ayu Thereskova. Buku tersebut dipersembahkan khusus untuk sang pelukis. (Humas UGM/Ika)