Sebanyak 28 pimpinan perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di DIY berkumpul di UGM guna membahas berbagai permasalahan pasca ditetapkannya UU Pendidikan Tinggi dan UU Keistimewaan DIY. “Kita perlu menjalin kerja sama satu dengan yang lain, apa-apa yang bisa kita lakukan. Sebagai contoh, tadi saya mendengar ada input mahasiswa ke perguruan tinggi di DIY meningkat, tentu penting bagaimana kita memikirkan ke depannya,” ujar Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., di University Club, Kamis (27/9).
Menurutnya, memang perlu diadakan kerja sama antar perguruan tinggi (PT) guna mendukung DIY sebagai kota pendidikan dan tourisme, seperti mencari solusi masalah penerimaan mahasiswa baru, proses pembelajaran, narkoba, dan antisipasi mengenai pendidikan ekstrakurikuler. Dengan begitu, DIY bukan hanya sebagai provinsi pendidikan dan pariwisata, melainkan dapat pula sebagai propinsi wisata pendidikan. “Saya pernah menyampaikan dan pernah membahas hal ini. Namun, follow up tidak cukup terkawal,” katanya.
Sebagai kota turis, DIY akan sangat bergantung pada pengunjung. Dengan merebaknya hotel-hotel baru, masyarakat akademik diharapkan mampu merespon kondisi ini. Perguruan tinggi se-DIY dapat saja menggelar seminar internasional prestisius dengan jadwal rutin. “Bisa dijadwal di sela-sela peak-season. Kiita bisa mengadakan seminar jika pas hotel-hotel sepi pengunjung. Panitia bisa secara bergiliran dan kita bekerja sama dengan Pemprov DIY,” tambahnya.
Para peserta menyambut baik pertemuan pertama Forum Silaturahmi Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-DIY. Forum ini diharapkan mampu membangun masing-masing kampus lebih maju dan memberi manfaat untuk komunitas lebih luas. Dengan forum silaturahmi dapat dibangun networking dan tidak muncul perasaan kampus terisolasi. “Kalau sendiri-sendiri kita tentu menderita, tapi kita memiliki kepentingan yang sama,” ujar Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Terkait penerimaan mahasiswa baru, mulai tahun depan akan diberlakukan sistem baru. Sebanyak 50 persen mahasiswa baru PTN akan diperoleh melalui jalur penjaringan prestasi akademik, 30 persen ujian tulis, dan 20 persen penerimaan jalur mandiri. “Kita akan melakukan sesuai ketentuan, selebihnya tentu akan dikelola para perguruan tinggi swasta,” imbuhnya. (Humas UGM/ Agung)