YOGYAKARTA – Psoriasis merupakan penyakit kulit inflamasi kronis yang bersifat menahun dan kambuhan. Dengan gejala klinis, kulit merah bersisik, menebal, gatal, hingga mengelupas. Sebagai penyakit autoimun, kemunculannya disebabkan akibat dari interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Beruntung, kejadian psoriasis di Indonesia terbilang cukup rendah bila dibanding Negara-negara di belahan Eropa. Pasalnya, serapan sinar ultraviolet dari panas sinar matahari sepanjang tahun mampu penghambat penyakit ini. “Ultraviolet mempunyai efek anti psoriasis,†kata kepala bagian ilmu kesehatan kulit dan kelamin, Fakultas Kedokteran UGM, dr. Sunardi Radiyonoi, Sp.KK(K)., dalam ujian terbuka promosi doktor di FK UGM, Senin (1/10). Bertindak selaku promotor Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp. KK (K), Ko-Promotor Prof. dr. Sofia Mubarika, M.Med.Sc., Ph.D., dan dr. Ahmad Hamin Sadewa, Ph.D
Di negara Eropa, mayoritas berasal dari bangsa kaukasoid, prevalensi kejadian psoriasis lebih tinggi dibanding bangsa mongoloid, seperti asia timur dan afrika barat daya. “Fenomena ini memberi kesan orang kaukasoid lebih rentan kena psoariasis,†katanya.
Namun demikian, faktor genetik, ras, imunologik, geografik, musim, antigen, eksternal, stress emosional dan hormonal ikut bereran pada aktivasi penyakit ini. Kejadian prevalensi di Indonesia belum diketahui secara jelas, namun berdasarkan frekuensi kunjungan pasien baru psoriasis di berbagai rumah sakit hasilnya bervariasi antara 0,2 – 2,2 persen dari jumlah seluruh pasien. Penyakit ini muncul bagi mereka yang sebelumnya menderita penyakit infeksi menular tropis. “Tuberkuosis, human papilloma virus (HPV) serta berbagai penyakit menular lepra dan malaria, infeksi ini menjadi faktor pencetus psoriasis,†katanya.
Dia menambahkan, penyakit ini bahkan cenderung dijumpai pada daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan. Akibat pola hidup yang tidak sehat, tingkat stres emosional, pengaruh alkohol dan rokok. “Faktor lingkungan mempengaruhi kejadian psoriasis,†katanya.
Umumnya, penyakit ini mempengaruhi dan menekan kualitas hidup penderitanya. Akibat rasa percaya diri yang berkurang sehingga merasa penyakit ini sulit disembuhkan. “Penyakit ini bisa disembuhkan jika dikontrol dengan baik meski tidak bisa sepenuhnya bisa dihilangkan,†katanya.
Dari hasil penelitiannya, lesi baru atau lama psoriasis lebih sering dijumpai pada bagian tubuh yang menonjol. Fenomena munculnya lesi psoriasi pada kulit sehat dirangsang akibat adanya trauma. “Keadaan tersebut dijumpai pada 25 persen penderita psoriasis,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)