YOGYAKARTA – Hidup dalam keterbatasan bukanlah hambatan bagi seseorang untuk berprestasi. Itu dibuktikan oleh 2.000 mahasiswa UGM yang berasal dari keluarga kurang mampu yang memiliki prestasi akademik membanggakan. Rektor UGM Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc., menyebutkan dari 2.050 mahasiswa UGM dari program beasiswa Bidikmisi yang diterima tahun 2010 dan 2011, sebanyak 63,7 % memiliki IPK di atas 3,00. Bahkan yang memiliki IPK diatas 3,5 sebanyak 27,69 %. “Kita bangga mahasiswa bidikmisi bisa menunjukkan prestasi mengagumkan,†kata Rektor dalam diskusi dialog antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Prof Dr Muhammad Nuh, dengan penerima Bidikmisi, Rabu sore (3/10), di UC UGM.
Rektor mengakui, adanya Bidikmisi memberikan akses bagi mahasiswa dari ekonomi kurang mampu untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Program ini menurutnya program dari kemendikbud yang patut diapresiasi. “UGM terus mendukung kebijakan ini, karena memberikan akses masyarakat dari golongan ekonomi kurang beruntung. Ke depan perlu dipikirkan untuk mereka yang masuk kategori 3T, terdepan, terluar dan tertinggal,†katanya.
Jumlah penerima beasiswa Bidikmisi UGM dalam tiga tahun terakhir berjumlah sebanyak 3000 orang. Di tahun 2010, UGM menerima sekitar 500-an mahasiswa, lalu bertambah menjadi 1.550 di tahun 2011. “Untuk tahun ini kita menerima 1.102 mahasiswa,†katanya.
Kepada ratusan mahasiswa yang hadir dalam dialog tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Prof Dr Muhammad Nuh, berpesan agar mahasiswa memanfaatkan beasiswa Bidikmisi hingga bisa membantu menyelesaikan kuliah hingga lulus. “Kami tidak ingin mahasiswa tidak memanfaatkan ini dengan sebaik-baiknya,†katanya.
Diakui Menteri, para mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi merupakan orang yang beruntung. Pasalnya, hanya 27 persen dari pemuda yang berumur 17-23 tahun yang bisa mengenyam kuliah di pendidikan tinggi. “Artinya 73 persen mereka tidak bisa menjadi mahasiswa. Anda semua masuk kelompok 27 persen. Dan dari 27 persen belum semua bis masuk (PT) negeri. Dan tidak semua bisa masuk UGM,†imbuhnya.
Dia menyebutkan untuk tahun ini sekitar 140 ribu calon mahasiswa yang mendaftar masuk ke UGM namun hanya sekitar 7.000 mahasiswa yang bisa diterima. “Kalo bukan anak yang brilian dan beruntung maka tidak akan bisa,†tandasnya.
Salah satu mahasiswa bidikmisi UGM, Philip Anggo Krisbiantoro, 18 tahun, mengaku sangat terbantu adanya bidikmisi. Anak kuli bangunan dan pekerja rumah tangga ini mengaku sebagian besar uang bidikmisi yang berjumlah Rp 600.000 perbulan digunakan untuk membiayai sekolah adiknya yang duduk di bangku SMA. “Sisa dari sebagian uang, ujar Philip, membiayai kuliah dan sewa kamar kos sehari-hari,†ujar mahasiswa kimia MIPA semester 3 ini. Mahasiswa asal Gunungkidul ini sehari-harinya berjalan kaki dari kos ke kampus. (Humas UGM/Gusti Grehenson)