YOGYAKARTA – Idenya sederhana, membantu nelayan di pesisir Pantai Pandansimo, Bantul, Yogyakarta. Lalu Kemenristek menggandeng UGM membangun pusat Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) akhir 2010 lalu. Melalui teknologi pemanfaatan energi sinar matahari dan angin, lalu dikonversi menjadi listik untuk memproduksi es balok. Es balok inilah yang digunakan para nelayan untuk pengawetan ikan hasil tangkapan.
“Kini bisa berkembang macam-macam, PLTH bisa mengangkat air untuk perikanan dan pertanian, tempat mahasiswa untuk belajar, dan menjadi tujuan masyarakat untuk wisata teknologi,†kata Menristek Gusti Muhammad Hatta disela-sela mengunjungi PLTH Pandansimo Bantul, Jumat sore (5/10).
Keberadaan PLTH ini menurut Gusti memberi peluang pada masyarakat sekitar dengan banyaknya kunjungan wisatawan yang ingin melihat langsung teknologi kincir angin dan panel surya tersebut. Kendati PLTH ini sebagai terapan hasil riset, namun dia berharap keberlangsungan PLTH ini nantinya diteruskan dan dikembangkan oleh daerah. “Kemenristek sifatnya memotivasi Selanjutnya dilanjutkan oleh kepala daerah,†katanya.
Diakui Menteri, perawatan dan alih teknologi teknologi kincir angin sudah dilakukan melalui pendirian bengkel kincir yang melibatkan tenaga kerja lokal. “Kita bisa buat dan memperbaiki sendiri,†katanya.
Pembangunan PLTH ini awalnya dimulai dengan dana Rp 2 Milyar melalui kegiatan riset. Kemudian dalam pengembangannya melibatkan sejumlah pihak termasuk perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah dan masyarakat lokal. “Ini sifatnya keroyokan, hingga bisa terkumpul menjadi 6 milyar,†katanya.
Asisten Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek, Kemenristek, Drs. Sadiyatmo, M.T., mengatakan PLTH Pandansimo terpasang 35 unit turbin angin dengan tinggi rata-rata 18 meter, terdiri 26 turbin angin berkapasitas 1 kW, 6 turbin angin 2,5 kW, 2 turbin angin 10 kW, dan satu turbin angin 50 kW. Ditambah juga 175 unit sel surya dengan kapasitas 17,5 kWp. “ Sementara ini PLTH mampu hasilkan rata-rata 70 kW,†katanya.
Meski sebatas riset terapan, menurut Tumiran, Energi hibrid merupakan salah satu upaya membantu daerah-daerah mengatasi persoalan energi masing-masing. Pasalnya, persoalan energi tidak bisa diselesaikan dengan mengandalkan pemerintah pusat sendiri. Pemerintah daerah diharuskan peduli terhadap persoalan energi di daerahnya. “Jika sudah proven (terbukti), PLTH bisa diterapkan di daerah lain,†kata Dekan FT UGM ini.
Wakil Bupati Bantul, Sumarno, melaporkan sejak adanya PLTH ini, Pantai Pandansimo dikunjungi lebih dari 200 ribu wisatawan. Bahkan telah member peluang lapangan kerja pada masyarakat lokal dengan hadirnya 140 usaha kuliner. (Humas UGM/Gusti Grehenson)