YOGYAKARTA-UGM menegaskan komitmennya dalam pengembangan biofuel atau bahan bakar hayati. Fakultas MIPA misalnya, selama ini telah berhasil mengubah limbah rumah tangga menjadi energi serta melakukan penelitian tanaman Nyamplung sebagai sumber energi biofuel bersama dengan para peneliti dari Fakultas Biologi. Selain itu Pusat Studi Energi (PSE) UGM juga telah banyak mengembangkan program-program dalam upaya penyediaan energi alternatif lain seperti energi surya .
“Tidak hanya itu, Fakultas Kehutanan dan Fakultas Ilmu Budaya bersama-sama ikut mengembangkan beberapa program untuk mengatasi masalah terkait sumber pangan penghasil biofuel dalam skala besar,â€kata Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman, M.Sc. pada Workshop Agriculture Beyond Food (AbF) ‘Informing and Inspiring each Other’ di UC UGM, Minggu (7/10).
Selain memberikan ruang untuk pendidikan, UGM juga membuka ruang bagi mahasiswa belajar nasionalisme dan bertanggungjawab atas masa depan energi, kualitas hidup serta lingkungan. Melalui pendidikan yang berkelanjutan diharapkan Indonesia akan mandiri di bidang ekonomi maupun energi.
“Pendidikan kita memang dirancang agar bisa mandiri dan peduli terhadap isu-isu sosial-budaya maupun lingkungan hidup,â€tambahnya.
Sementara itu Cora Govers, perwakilan Netherlands Organisation for Scientific research (NOW)-WOTRO Science for Global Development, menegaskan pentingnya diskusi mengenai biofuel, peluang dan tantangannya di masa datang. Perkembangan biofuel menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji apalagi jika dikaitkan dengan pengembangan pertanian.
“Fenomena biofuel dan persaingannya dengan energi lain terjadi di dunia. Maka perlu dibahas berbagai kemungkinan, peluang, ancaman maupun keterbatasan yang ada untuk masa depan,â€kata Cora.
Panitia workshop, Oka Karyanto, S.P.M.Sc. menjelaskan bahwa workshop yang berlangsung 7-9 Oktober ini merupakan proyek kerjasama Indonesia-Belanda dalam pengembangan biofuel. Biofuel menjadi topik yang dibahas karena potensinya yang cukup besar sebagai energi alternatif. Staf pengajar Fakultas Kehutanan UGM ini berharap pemerintah bisa melihat peluang biofuel sebagai energi alternatif sehingga bisa bermanfaat bagi kepentingan nasional.
“Biofuel tengah mencari bentuk apalagi jika dikaitkan dengan cerita kegagalan tanaman jarak pagar,â€papar Oka (Humas UGM/Satria AN)