YOGYAKARTA-Oryctes rhinoceros merupakan hama penggerek yang bersifat polifagus. Di Indonesia O. rhinoceros menjadi hama utama pada pertanaman kelapa dan khususnya di Sumatera Utara. O. rhinoceros menjadi hama utama pertanaman kelapa sawit yang dipicu dengan diberlakukannya kebijakan zero burning atau tanpa bakar. Penerapan kebijakan tanpa bakar pada pertanaman kelapa sawit menyebabkan batang sawit tua dan tandan kosong sawit utuh teronggok pada pertanaman kelapa sawit.
Hal ini ditegaskan oleh Ir. Marheni, MP pada ujian terbuka program doktor Fakultas Pertanian UGM, Senin (15/10) di Auditorium Fakultas Pertanian. Pada kesempatan tersebut Marheni mempertahankan disertasinya yang berjudul Karakteristik Bioekologi Oryctes rhinoceros (L.) Pada Pertanaman Kelapa Sawit.
Lebih jauh Marheni mengatakan onggokan batang sawit dan tandan kosong sawit menjadi dilema bagi pihak PTP Nusantara III dikarenakan menjadi sumber pupuk organik dan media perkembangbiakan O. rhinoceros. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa onggokan batang sawit dan tandan kosong sawit menjadi sumber serangan dan penyebaran O. rhinoceros.
“Ada penelitian yang menyebutkan O. rhinoceros pada batang kelapa karena media perkembangbiakan ini melepaskan senyawa fenol dan fenil ke udara yang dapat memikat O. rhinoceros untuk mendatangi media tersebut dan meletakkan telur,â€kata staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU).
O. rhinoceros, tambah Marheni, bermigrasi menuju tandan kosong sawit dan onggokan bertujuan untuk melakukan perkawinan dan meletakkan telur selanjutnya larva sampai munculnya imago berada dalam media tersebut. Ketersediaan nutrisi pada media perkembangbiakan mempengaruhi umur larva. Prediksi laju mineralisasi suatu bahan organik dapat digunakan dengan nisbah C/N. Dengan demikian nisbah C/N dari tandan kosong sawit dan onggokan batang sawit dapat digunakan untuk mengetahui ketertarikan O. rhinoceros pada kedua bahan organik tersebut sehingga menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan populasi O. rhinoceros di pertanaman kelapa sawit.
Sementara itu pertumbuhan dan perkembangan populasi O. rhinoceros pada suatu pertanaman ditentukan juga oleh peran musuh alami, namun musuh alami O. rhinoceros pada tandan kosong sawit dan onggokan batang sawit sampai saat ini belum diketahui sehingga perlu dilakukan pencairan dan penemuan musuh alami pada masing-masing media perkembangbiakan tersebut.
“Musuh alami larva-pupa pada media perkembangbiakan berperan penting untuk mencegah pertumbuhan stadia imago O. rhinoceros yang merusak tanaman kelapa sawit,â€papar perempuan kelahiran Medan, 24 Juli 1965 itu.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ini diperoleh beberapa hasil, antara lain larva dan pupa O. rhinoceros dapat ditemukan pada tandan kosong sawit dan batang sawit, serta kepadatan larva-pupa O. rhinoceros dipengaruhi oleh susunan lahan dan jenis media perkembangbiakan. Selain itu kemampuan migrasi O. rhinoceros pada lokasi pertanaman kelapa sawit dengan umur tanaman dan jenis tanaman berbeda sejauh 400 m (Humas UGM/Satria AN)