Setelah terombang-ambing di udara hampir selama tiga jam, balon berhadiah Dies ke-63 UGM mendarat di Jladri, Patukgawemulyo, Kecamatan Mirit Kebumen, yang berjarak 90 km dari Yogyakarta. Ari Kusumawatik, tenaga kesehatan Puskesmas Poncowarno, Kebumen menjadi orang yang berbahagia mendapat balon yang dilepas Rektor UGM.
Ari bercerita melihat balon terbang rendah pada hari Jum’at (20/10) sekitar pukul 10.00. Ia bersama warga lain mengejar balon itu dan ketika mendekati rumahnya ditariknya pita pengikat balon Dies UGM. “Ya kejadiannya jam 10.00 pagi, disamping rumah. Saya berame-rame mengejar dan berusaha narik tali balon dan berhasil,” akunya.
Ari sempat ragu sesaat setelah mendapat balon Dies UGM, ia tidak percaya jika balon tersebut berhadiah. Iapun segera menghubungi nomor kontak yang tercantum dalam surat balon. “Ya saya masih ragu, ini beneran apa tidak. Tapi setelah dibaca bersama-sama yang tercantum di voucer berhadiah satu juta dua ratus enam puluh tiga ribu rupiah dan ada nomor kontak, saya terus nelpon, Alhamdullilah betul,” katanya.
Saat menerima voucer balon Dies ke-63 UGM di ruang Bidang Protokoler, Senin (22/10), Ari mengaku senang dan tidak menyangka akan mendapat hadiah uang. Ia akan membagikan uang tersebut untuk warga lain yang saat itu turut berame-reme mengejar balon. “Saya ingin semua warga yang mengejar bisa merasakan, dan saya berharap balon berhadiah Dies UGM kedepan semakin besar dan sukses untuk Dies UGM kali ini,” ujar Ari sambil tersenyum. (Humas UGM/ Agung)