YOGYAKARTA-Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2012, diharapkan tidak hanya diperingati secara seremonial dan tanpa refleksi. Untuk itu perlu digagas peringatan Sumpah Pemuda yang dilakukan secara mendalam dan berdaya reflektif. Ini pula yang dicoba digagas oleh UGM. Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini UGM melibatkan mahasiswa PTN/PTS serta siswa SMA/SMK di DIY.
“Ada sekitar 121 PTN/PTS di DIY yang terlibat dalam Kongres maupun Deklarasi Pemuda tersebut,â€ujar Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Senawi, MP, kepada wartawan, Kamis (24/10) di R. Sidang Pimpinan UGM.
Senawi menjelaskan Kongres Pemuda Nusantara yang mengangkat tema Refleksi dan Strategi Aksi Pemuda Dalam Membangun Kejayaan Indonesia tersebut akan diadakan di Grha Sabha Pramana (GSP) 27 Oktober 2012. Menurut rencana acara itu akan diikuti sekitar 500 mahasiswa dari perguruan tinggi di DIY, asrama-asrama mahasiswa, serta elemen kepemudaan dan masyarakat.
“Dengan adanya dialog lintas disipliner dan lintas identitas diharapkan muncul kesadaran yang satu tentang kekuatan persatuan Indonesia,â€imbuhnya.
Kongres Pemuda Nusantara terdiri dari seminar dan lokakarya dengan pembicara kunci Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti. Lokakarya akan mengangkat tema, yaitu: Gerakan Kebhinnekaan, Gerakan Hidup Sehat, Gerakan Anti Korupsi, Gerakan Budaya dan Anti Kekerasan.
Sementara untuk upacara Sumpah Pemuda dan Deklarasi Pemuda Nusantara pada 28 Oktober 2012 rencananya akan diadakan di halaman Balairung UGM dan diikuti oleh 2 ribu peserta.
Di tempat sama Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. Pratikno mengatakan kerjasama dengan PTN/PTS maupun SMA di DIY ini merupakan proses awal membangun jaringan dan kerjasama yang erat. Apalagi saat ini banyak persoalan kompleks yang dihadapi para pemuda seperti maraknya tawuran baik pelajar maupun mahasiswa.
“Di Yogya perguruan tinggi terus bertambah sehingga memungkinkan gesekan atau bahkan tawuran. Upacara saja tidak cukup. Yang penting adalah bagaimana mengisi dan memaknai proses tersebut,â€tegas Pratikno.
Diakui Pratikno usaha untuk membangun kebersamaan dalam bingkai Kebhinekaan sebelumnya juga telah dirintis oleh UGM pada Pelatihan Pembelajaran Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB) UGM 2012 lalu. Pada PPSMB itu misalnya para mahasiswa dibagi dalam kelompok tidak hanya dalam fakultas tetapi antar fakultas.
“Interaksi mahasiswa lintas fakultas maupun lintas perguruan tinggi dari Yogyakarta ini mudah-mudahan bisa menjadi contoh dan diterapkan pada level yang lebih tinggi,â€harapnya (Humas UGM/Satria AN)