YOGYAKARTA-Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, PhD, mendorong para pemuda, pelajar maupun mahasiswa Indonesia untuk ikut berperan dalam pembangunan bangsa salah satunya di bidang kesehatan. Langkah ini antara lain bisa dilakukan melalui berbagai gerakan yang melibatkan pemuda seperti gerakan sadar gizi, gerakan anti narkoba dan gerakan olahraga sehat.
“Kiprah pemuda sangat berperan dalam perubahan bangsa dan ini bisa dilakukan melalui bidang kesehatan,â€tegas Ali Ghufron saat menjadi pembicara kunci pada Kongres Pemuda Nusantara ‘Refleksi dan Strategi Aksi Pemuda dalam Membangun Kejayaan Indonesia’ di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Sabtu (27/10).
Ali Ghufron menambahkan kiprah pemuda di bidang kesehatan tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan bangsa. Ia mencontohkan para pejuang bangsa seperti dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Sutomo maupun Prof. dr. Sardjito adalah dokter yang ikut menjadi pelopor gerakan pemuda saat itu.
“dr. Sardjito misalnya jika pagi kuliah maka malam harinya bergerilya,â€imbuhnya.
Diakui Ali Ghufron persoalan kebangsaan yang dihadapi pemuda Indonesia saat ini kian kompleks. Ia mencontohkan tentang maraknya peredaran narkoba dan penyelewengan pemanfaatan teknologi informasi seperti internet yang masih banyak melibatkan para pemuda.
Untuk itu Ali Ghufron berharap para pemuda, pelajar dan mahasiswa Indonesia sebagai agen perubahan mampu berkiprah secara positif bagi kemajuan bangsa. Dengan keberanian, cita-cita dan kecerdasan kolektif yang dimiliki ia yakin pemuda Indonesia akan mampu membawa perubahan dan reformasi ke arah yang lebih baik.
“Indonesia butuh peran pemuda dan pemikirannya yang kritis. Ke depan kita juga berharap akan muncul para pemuda yang akan tampil sebagai pemimpin bangsa,â€harap Wamenkes.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X melalui Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda DIY, Drs.Sulistyo. SH.CN.MSi menegaskan kembali makna Bhinneka Tunggal Ika yang hakiki bagi persatuan Indonesia. Menurut Sri Sultan, Yogyakarta melalui budayanya yang kuat dan diperkokoh hadirnya UU Keistimewaan dapat dijadikan contoh wujud Bhinneka Tunggal Ika tersebut.
“ Nilai-nilai budaya di Yogyakarta relatif lebih terjaga dari gempuran budaya dari luar. Selain itu Kraton mampu berperan aktif sebagai benteng untuk menjaga kelestarian budaya Jawa sejak diwariskan pada jaman Mataram Islam,â€kata Sultan.
Sementara itu Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc sebelumnya mengatakan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928 tidak bisa lepas dari Kota Yogyakarta mengingat pemimpin Kongres Pemuda saat itu Sugondo Djojopuspito berasal dari Yogyakarta. Sayangnya, sampai saat ini Sugondo Djojopuspito namanya tidak terlalu dikenal dan belum dimasukan sebagai salah satu pahlawan nasional.
“Padahal nama beliau layak menjadi pahlawan nasional namun tidak mencuat. Itulah Yogyakarta yang tidak mau menonjolkan diri,â€kata Pratikno.
Rektor menegaskan digelarnya Kongres Pemuda Nusantara ini merupakan salah satu bentuk komitmen UGM bersama PTN/PTS di DIY untuk menguatkan komitmen dan semangat para pemuda Indonesia di tahun 1928 silam. Yogyakarta, kata Pratikno, melalui perguruan tinggi yang ada harus bisa menjadi contoh adanya kebersamaan dan tumbuhnya demokrasi yang dipelopori para pemuda.
“Tawuran sangat tidak layak terjadi di Yogyakarta. Untuk itu dari Yogyakarta kita tunjukkan kebersamaan itu,â€imbuhnya.
Kongres Pemuda Nusantara yang dirangkai dengan Lokakarya ini hadir sebagai pembicara diantaranya KH. Muhammad Jazir, ASP (budayawan), M. Najib, Ph.D (Direktur Youth Studies Centre FISIPOL UGM) dan Dr. Pujo Semedi hargo Yuwono, M.A (Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM) (Humas UGM/Satria AN)