YOGYAKARTA-Daerah Baturappe, di ujung selatan busur plutono-volkanik tersier Sulawesi bagian barat memiliki prospek potensial mineralisasi urat logam dasar (terutama galena, Pb). Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mineralisasi ini berkembang di sekeliling kompleks intrusi diorite Volkanik Baturappe, yang merupakan batuan wadah (host rock) mineralisasi tersebut. Volkanik ini berumur akhir Miosen Tengah, berafinitas alkalin dan berkarakter tak jenuh-silika.
“Cebakan logam dasar pada prospek ini terjadi dalam bentuk urat kuarsa polimetalik dan cebakan tipe diseminasi, dengan kumpulan mineral seperti pirit, sfalerit, kalkopirit, galena, kovelit/kalkosit, magnetit, stibnit, emas, arsenopirit dan perak,â€papar Irzal Nur pada ujian terbuka untuk memperoleh derajat doktor dalam bidang ilmu teknik Geologi, Senin (29/10) di Fakultas Teknik UGM.
Pada ujian tersebut Irzal Nur mempertahankan disertasinya yang berjudul Geology, Geochemistry and Fluid Inclusion Study of The Baturappe Epithermal Silver-Base Metal Prospect, South Sulawesi, Indonesia.
Bertindak sebagai Promotor Dr. Arifuddin Idrus, ko-promotor Dr. Ir. Subagyo Pramuwijoyo, DEA., dan Dr. Agung Harijoko, S.T., M.Eng. Penguji dalam ujian terbuka tersebut Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D, Dr. Ir. I Wayan Warmada, Salahuddin Husein, ST., M.Sc., Ph.D dan Ir. Mega F. Rosana, M.Sc., Ph.D.
Pada penelitian sebelumnya, kata Irzal, belum dilakukan riset detail pada prospek Baturappe, terutama dari segi genetik dan implikasi eksplorasinya. Penelitian masih didasarkan pada hasil studi regional dan penyelidikan pendahuluan. Untuk itu penelitian yang dilakukan Irzal lebih fokus pada studi geologi, mineralogi, geokimia dan inklusi fluida.
Menurut Irzal daerah penelitiannya meliputi wilayah Desa Batumalonro dan Baturappe, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Dari penelitian yang dilakukannya terungkap bahwa dari delapan mineralisasi signifikan, yaitu urat Bincanai, Ritapayung, urat Baturappe 1, urat Baturappe 2, urat Bungolo, urat Paranglambere, urat Bangkowa dan stringer Bangkowa, maka urat Bincanai di bagian barat laut daerah penelitian merupakan urat paling prospek untuk dikembangkan kearah eksplorasi yang lebih detail.
“Urat ini memperlihatkan tekstur khas endapan urat epitermal, yaitu symmetric crustiform banding dengan sekuen band dari bagian luar ke dalam: kuarsa, siderite, galena,â€kata dosen Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makasar itu.
Himpunan mineral primer pada urat Bincanai yang diidentifikasi melalui observasi mikroskopis adalah galena dan sfalerit dengan subordinat pirit, kalkopirit, tetrahedrit dan tenantit; kovelit dan kalkosit juga dikenali sebagai mineral-mineral sekunder yang me-replace kalkopirit. Selain logam dasar, urat ini juga dicirikan dengan kehadiran mineral-mineral mengandung perak dan bismuth, seperti polibasit, kupro-polibasit, jalpait, angelait, kupro-bismutit, freieslebenit dan bismutinit, yang kesemuanya diidentifikasi melalui analisis SEM-EDX.
“Untuk pengembangan prospek Baturappe ke tahap eksplorasi yang lebih detail, direkomendasikan melaksanakan program eksplorasi bawah permukaan dalam bentuk pemboran perintis (scout drilling) pada urat Bincanai,â€pungkas Irzal yang lulus dengan predikat cum laude itu (Humas UGM/Satria AN)