YOGYAKARTA – Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di Surakarta mengalami deindustrialisasi, ditandai adanya penurunan jumlah tenaga kerja. Namun mengalami peningkatan kinerja eskpor. Sedangkan di Kabupaten karangnyar, industri tekstil justru tidak mengalami deindustrialisasi, melainkan penurunan kinerja ekspor.
Dosen Jurusan teknik industri, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Solo, Bambang Suhardi, S.T., M.T., menyebutkan pertumbuhan tenaga kerja industri tekstil di Kota Surakarta mengalami penurunan, dari 9.938 pekerja di tahun 1997 menjadi 7.129 pekerja di tahun 2008. “Ini mengindikasikan industri tekstil dan produk tesktil di Surakarta mengalami deindustrialisasi,†kata Suhardi di ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Geografi, Selasa (30/10).
Di Karanganyar, jumlah tenaga kerja industri TPT mengalami kenaikan dari 18.272 pekerja di tahun 1998 menjadi 27.771 pekerja di tahun 2008. Menurutnya, kondisi ini menandai industri tekstil di karanganyar tidak mengalami deindustrialisasi.
Namun dilihat dari sisi kinerja ekspor, industri tekstil di Surakarta mengalami kenaikan nilai volume ekspor, yakni USD 26,49 juta di tahun 1997 menjadi USD 40,39 juta di tahun 2008. Berbeda dengan Karanganyar, kinerja ekspor mengalami penurunan signifikan dari USD 14,87 juta di tahun 1999 menjadi USD 1,45 juta di tahun 2008. “Penurunan kinerja ekspor ini mengindikasikan industri tekstil di Kabupaten Karanganyar berorientasi pada pasar domestik,†tandasnya.
Untuk mengatasi deindustrialisasi industri tekstil dan produk tekstil, dia merekomendasikan pemerintah daerah harus menghapus atau menyederhanakan biaya-biaya yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Adapun pemerintah pusat menurutnya perlu memberi subsidi bunga kredit bagi industri tekstil untuk mendorong restrukturisasi dan modernisasi permesinan pada industri ini. “Perkembangan industri tekstil di Indonesia termasuk Surakarta dan Karanganyar rentan dengan pengaruh kebijakan dari pemerintah. Selain itu pemerintah daerah juga harus meningkatkan pengawasan terhadap pembuangan limbah cair oleh industri ini,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)