Sebanyak 160 peserta siswa SMK se-Indonesia berkompetisi pada Olimpiade Sains Terapan Nasional dan Festival Lomba Seni Siswa SMK Tingkat Nasional tahun 2012. Upacara pembukaan berlangsung di Grha Sabha Pramana, Senin malam (29/10) di meriahkan Parade Tari Nusantara oleh siswa-siswi SMK I Kasihan Bantul. “Ini merupakan kali ke lima penyelenggaraan, sebelumnya kegiatan yang sama di laksanakan di kampus ITB bandung, ITS surabaya, Undip semarang, UGM tahun 2011 dan tahun ini kembali UGM mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah,” ungkap Teguh Widodo, Ketua panitia OSTN dan FSSSN 2012.
Dikatakannya kompetisi OSTN 2012 di laksanakan dalam rangka upaya meningkatkan kompetensi pelajar SMK dalam menerapkan keahlian yang telah mereka pelajari di sekolahan/kelas. Kompetisi bertujuan meningkatkan motivasi dan kemampuan peserta didik di bidang pengetahuan bidang sains terapan.
“Tujuan lain mempromosikan perkembangan kualitas performa kerja siswa SMK dan meningkatkan citra sekolah kejuruan, memacu kualitas proses dan hasil pembelajarnnya sesuai tuntutan kebutuhan serta meningkatkan kerjasama lebih erat antara lembaga pendidikan SMK dan industri,” katanya.
Kompetisi OSTN dan FLSSS diikuti 160 siswa SMK perwakilan terbaik dari 32 propinsi se-Indonesia. Untuk bidang sains terapan, para siswa SMK akan menunjukkan keahlian di empat bidang ilmu, yaitu Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi. Sedangkan Festival Lomba Seni Siswa SMK Tingkat Nasional memperlombakan Seni Tari Tradisional, Karawitan, Seni Musik non Klasik dan Teater Berbahasa Indonesia.
Secara rinci untuk musik non klasik diikuti 17 provinsi, satu group terdiri 7 orang, Seni Tari Tradisional dikuti 29 provinsi dan Seni Karawitan diikuti 3 provinsi, serta sebanyak 14 propinsi mengikuti Teater berbahasa indonesia. “Bila dengan guru pendamping dan ofisial maka keseluruhan peserta OSTN dan FLSSS sebanyak 1012 peserta,” imbuhnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D menambahkan menguasai ilmu dan teknologi tanpa dilandasi iman dan kebudayaan tentu akan menimbulkan kerusakan. Kompetisi OSTN dan FLSSS merupakan integrasi gabungan yang sangat elok untuk meneguhkan Indonesia yang berbudaya.
“Karenanya saya berharap melalui lomba ini meneguhkan kembali jiwa persatuan dan kesatuan bangsa. Berlombalah dengan penuh sportifitas, menang dan kalah bukan menjadi target namun nilai persatuan dan kesatuan serta persahabatan yang menjadi bagian penting dari dua kegiatan ini,” katanya.
Membuka resmi kegiatan OSTN dan FLSSS tahun 2012, Ketua Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga DIY, Drs. R. Kadarmanto Baskara Aji menyatakan semua peserta memiliki prestasi dan telah juara di daerah masing-masing. Para delegasi memiliki ciri khas yang bisa dibanggakan untuk berprestasi dan menjadi calon seniman seniwati di Indonesia. “Semua peserta adalah juara di daerah masing-masing, sehingga sudah tidak lagi memikirkan apakah akan menjadi juara atau tidak. Secara prinsip, mereka sesungguhnya sudah menjadi juara,” ungkapnya.
Bagi Baskara Aji, penyelenggaraan kompetisi yang berdekakatan dengan Hari Sumpah Pemuda memperlihatkan antara generasi tahun 1828 dan generasi sekarang memiliki semangat dan kepandaian membangun yang sama. Dengan demikian aspirasi sumpah pemuda diharapkan menjiwai penyelenggaraan FLSSSN dan OSTN tahun 2012. “Kalau semangat kebersamaan dan semangat untuk berprestasi bisa dibangun berbasis budaya maka pelaksanaan kegiatan ini dari awal dapat memaskan semua pihak,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung)