YOGYAKARTA-Program Studi Pengelolaan Infrastruktur dan Pembangunan Masyarakat (PIPM) Sekolah Pascasarjana UGM bersama Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM tengah menjalin kerjasama dengan Transport and Logistics Institute Asia Pacific (TLI-AP) of National University of Singapore (NUS). Fokus kerjasama tersebut berupa penyusunan strategi pengembangan logistik kemanusiaan.
Pengembangan logistik kemanusiaan di Indonesia, salah satunya akan dilakukan melalui program capacity building bagi Non Governmental Organization (NGO) maupun komunitas warga agar lebih mampu mengelola logistik kemanusiaan secara sistematis. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh sejumlah masalah dalam pengelolaan logistik yang biasa terjadi saat bencana.
“Misalnya distribusi yang tidak merata atau over supply di satu titik, sementara kekurangan stok di titik yang lain. Karena voluntary based dan butuh kecepatan dalam distribusi, akibatnya akuntabilitas logistik kadang terabaikan dan pendistribusiannya susah dikendalikan,†ungkap peneliti Pustral UGM, Ir. Arif Wismadi, M.Sc pada seminar Strategi Mengembangkan Logistik Kemanusiaan di Sekolah Pascasarjana UGM, Rabu (31/10).
Seminar tersebut juga menghadirkan pembicara Prof.Dr.Sunyoto Usman, M.A (Ketua Prodi PIPM) dan Prof.Dr. Adi Heru Sutomo, M.Sc. (Fakultas Kedokteran UGM/Ketua PMI Kota Yogyakarta).
Sementara itu Prof. Dr. Sunyoto Usman mengakui adanya variasi tingkat keberhasilan logistik kemanusiaan bagi korban bencana. Di sejumlah daerah logistik kemanusiaan dapat dikelola dengan baik tetapi di sejumlah daerah ada yang berjalan tanpa perencanaan yang matang.
“Nah, posisi logistik kemanusiaan disini merupakan bagian integral dari manajemen supply-chain kemanusiaan,â€kata Sunyoto.
Sunyoto mengemukakan pentingnya strategi pengembangan logistik kemanusiaan. Strategi tersebut antara lain mengenai manajemen pengadaan, masalah penyimpanan, transportasi, sistem informasi dan relasi antar unit-unit organisasi yang terlibat dalam logistik kemanusiaan. Manejemen pengadaan misalnya dibutuhkan untuk memastikan agar proses pengadaan material dan perlengkapan yang dibutuhkan di daerah bencana dapat berjalan lancar dan bisa diperoleh pada saat yang tepat, dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, serta dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau.
“Supaya tujuan tersebut tercapai lembaga yang punya otoritas terhadap pengadaan harus dapat mencari pemasok yang menyediakan material dan perlengkapan yang dibutuhkan,â€tambahnya.
Di sisi lain Adi Heru Sutomo pada kesempatan tersebut lebih banyak menjelaskan serba-serbi akibat gempa tektonik di Bantul, 27 Mei 2006. Dari kejadian bencana itu beberapa hal yang bisa menjadi bahan pelajaran, yaitu pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, pemberdayaan masyarakat serta kerjasama dengan semua pihak.
“Tidak mungkin segala sesuatunya dilakukan relawan. Jadi, masyarakat harus diberdayakan,â€tutur Adi (Humas UGM/Satria AN)