YOGYAKARTA – Terpilih kembali Barack Obama sebagai Presiden Amerika Serikat untuk periode kedua disambut gembira oleh beberapa dosen dan volunteer dari Amerika yang berada di Yogyakarta. Mereka menyaksikan tayangan langsung penghitungan suara pesta demokrasi Amerika melalui livestreaming. Grace, salah satu Volunteer Amerika dari program Volunteer in Asia menyatakan dia menggunakan haknya dengan mengirimkan kartu pencoblosan ke negara bagian dimana Grace terdaftar sebagai penduduk. “Saya merasa senang dapat menyaksikan secara langsung pemilihan ini dan berdiskusi dengan kawan dari Amerika dan Indonesia,†kata Grace dalam diskusi “U.S. Election†di American Corner Perpustakaan UGM, Rabu (7/11).
American Corner Perpustakaan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Kedutaan Amerika Serikat Jakarta sengaja mengadakan Talkshow dan Coffee Social bertajuk “U.S. Election†sambil melihat hasil pemilihan umum melalui saluran live CNN. Acara ini menghadirkan James P. Feldmayer (Political Officer U.S. Embassy Jakarta) sebagai pembicara, dan Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, M.A., dosen jurusan Hubungan Internasional UGM, sebagai moderator.
Feldmayer mengatakan dalam pemilihan presiden yang berlangsung ketat. Menurutnya, dalam pemilihan kali ini masing-masing calon presiden mengeluarkan dana kurang lebih USD 5, 8 milyar. Dana itu sepenuhnya digunakan untuk biaya kampanye dan iklan. “Semua dihabiskan untuk iklan untuk merebutkan swing voter,†katanya.
Umumnya, dukungan negara bagian “swing†mudah berubah sehingga cenderung menentukan hasil dari pemilihan presiden. Hal itulah yang dilakukan obama dalam penentuan kemenangannya. Lebih jauh, staf politik yang bertanggung jawab dalam pelaporan hak asasi manusia dan kebebasan beragama di Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta ini menambahkan dengan penerapan sistem ini, kandidat yang memperoleh suara terbanyak belum tentu akan memenangkan pemilu. “Sistem electoral college yang lebih menentukan, sehingga untuk memenangkan pemilu, calon presiden terpilih harus mendapatkan 270 suara,†kata pria lulusan Hawaii Pacific University ini.
Dia mencontohkan, Negara bagian Idaho merupakan perwakilan terkuat untuk red states dengan dukungan kepada Partai Republik sejak 1968, begitu juga Massachusetts dan New York (blue states) yang telah mendukung Partai Demokrat sejak 1928. Sementara itu, Ohio lama dikenal sebagai salah satu negara bagian “swingâ€.
Ketua Amcor UGM, Nur Cahyati Wahyuni, mengatakan diskusi dalam siaran pers mengartakan acara ini diselenggarakan sebagai upaya diseminasi informasi terkini tentang kondisi sosial, politik, dan masyarakat di Amerika Serikat. “Informasi ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa dan membangun pemahaman dua budaya yang lebih baik,†pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)