Tidak lama lagi Universitas Gadjah Mada dan Universitas Udayana akan memiliki EU Information Center (EUi). Pendirian EUi di kedua universitas dimaksudkan untuk menyediakan informasi terkait dengan Uni Eropa. Dengan demikian segala penerbitan yang dikeluarkan lembaga-lembaga Uni Eropa dapat diperoleh melalui EUi. Keberadaan EUi tentu sangat mendukung peran UGM dan Universitas Udayana untuk berkontribusi dalam pengembangan lebih lanjut kajian Eropa di Indonesia.
Penandatanganan kerjasama pendirian EUi telah dilaksanakan di Auditorium Rektorat Universitas Udayana, Denpasar, tanggal 8 November 2012. Naskah kerjasama ditandatangani Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si dan rektor sebagai Plt Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Prof.Dr. I Made Bakta, SPPD dengan Duta Besar/Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam and ASEAN, Mr. Julian Wilson. Turut hadir dan menyaksikan Presiden Komisi Eropa, José Manuel Barroso, dan Direktur Kerjasama Antar Kawasan, Direktorat Jendral Amerika-Eropa, Kementrian Luar Negeri RI dan Duta Besar RI untuk Uni Eropa dan Belgia, Dr. Havas Oegroseno.
Dekan Fisipol UGM, Erwan Agus Purwanto menyatakan saat ini terdapat 230 EUi di seluruh dunia. Beberapa diantaranya terletak di wilayah ASEAN, yakni di University of Cambodia, National University of Laos, De la Salle University, National Library of Singapore, dan Chulalongkorn University. “Tentu saja EUi yang berdiri di UGM dan Universitas Udayana nantinya akan menjadi EUi pertama di Indonesia. Pemilihan UGM dan Universitas Udayana sebagai tuan rumah EUi sangat terkait dengan peran dan kontribusi kedua universitas dalam pengembangan kajian Eropa di Indonesia,” katanya.
Dalam rangkaian penandatanganan kesepakatan pendirian EUi, Muhadi Sugiono, staf pengajar Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UGM sekaligus Koordinator Kajian Eropa, Institute of International Studies, UGM, menyampaikan presentasi tentang Komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE). KIKE merupakan komunitas akademik untuk memperkaya kurikulum Ilmu Hubungan Internasional melalui kajian Eropa. Melalui KIKE ini dapat memberikan rekomendasi kebijakan dalam kaitannya dengan Hubungan Indonesia dan EU. “KIKE, saat ini mewadahi akademisi Kajian Eropa dari 20 universitas di Indonesia, terbentuk melalui serangkaian kegiatan yang diawali dari Konvensi Kajian Eropa di Indonesia pada tahun 2009 dan 2012. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi pertemuan ilmiah, penelitian dan publikasi bersama, serta peningkatan kapasitas akademik serta pengembangan kurikulum,” papar Muhadi Sugiono.
Di UGM, kata Muhadi, kegiatan-kegiatan terkait dengan kajian Eropa dilakukan oleh Program Kajian Eropa (Kajian Eropa @UGM), di bawah Institute of International Studies, Jurusan HI, Fisipol. Kajian Eropa @UGM ini menyelenggarakan kajian-kajian akademik dan kajian-kajian yang berorientasi kebijakan. Salah produk kajian yang dihasilkan adalah kajian tahunan tentang hubungan Indonesia-EU. “Hasil kajian ini kemudian ditampilkan dalam forum Indonesia-EU Relations Update yang diselenggarakan setiap tahun dengan mempertemukan akademisi, perwakilan dari pemerintah Indonesia (Dubes RI untuk Uni Eropa), perwakilan dari Uni Eropa (Dubes UE untuk Indonesia) serta para praktisi yang relevan,” terangnya. (Humas UGM/ Agung)