YOGYAKARTA – Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi membuat Iklan Layanan Masyarakat tentang Pancasila di media televisi. Iklan ini ditayangkan setiap hari Selasa pukul 20.30 WIB dalam program acara Bicara Konstitusi Metro TV. Ketua Tim Peneliti Strategi Nasional Pembudayaan Pancasila, PSP UGM, Dr. Daud Tanudirja, mengatakan iklan layanan yang bertema pancasila ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan pengenalan nilai-nilai pancasila di kalangan generasi muda. Televisi dianggap sebagai media pembudayaan Pancasila yang berpengaruh kuat adalah Televisi. Oleh karena itu televisi mempunyai peran yang penting dalam pembudayaan nilai-nilai Pancasila. “Materi iklan kita dapatkan dari materi penelitian yang dilakukan selama dua tahun,†kata Daud dalam siaran Pers yang dikirim Rabu (14/11).
Pemilihan iklan di media televisi bertujuan untuk menambah pemahaman generasi muda tentang Pancasila. Pasalnya pemberian materi dan pembudayaan pembelajaran melalui pendidikan pancasila di sekolah yang relatif singkat yang mengakibatkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai Pancasila menjadi sederhana. “Mereka pun tidak mampu menjiwai nilai-nilai Pancasila dalam mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,†katanya.
Selain kurangnya jam pelajaran di sekolah, disisi lain minimnya ruang-ruang yang menjadi sarana belajar bagi generasi muda. Ruang-ruang belajar itu diantaranya adalah keluarga dan masyarakat. Kesulitan dalam mencerna nilai-nilai Pancasila inilah yang harus dijembatani oleh pihak-pihak terkait, khususnya pemerintah dan media massa seperti televisi, koran, radio, dan jejaring sosial.
Sosiatri UGM Prof. Dr. Janianton Damanik, M.Si mengatakan Pancasila adalah jawaban atas keberagaman dan perbedaan yang ada dalam bangsa Indonesia ini sehingga Pancasila beserta nilai-nilai sangat relevan untuk Indonesia saat ini dan selamanya. Namun dalam hal penghayatan dan pengamalan mengalami penurunan tingkat pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila. “Penurunan ini selain dikarenakan tidak adanya materi Pancasila sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri juga disebabkan oleh lingkungan yang kurang kondusif,†katanya.
Keluarga yang menjadi wadah penggodokan nilai-nilai dasar adalah lingkungan pertama dan yang utama dalam pembangunan. Disinilah awal mula pendidikan nilai-nilai sikap dan tingkah laku yang baik, pendidikan budi pekerti, musyawarah, perkataan dan perbuatan baik yang mendasari dalam penanaman dasar jati diri anak. (Humas UGM/Gusti Grehenson)