YOGYAKARTA- Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam beserta istri berkunjung di kampus UGM, Jumat (30/11). Kunjungan Presiden Singapura ke UGM didampingi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M.Nuh. Dalam kunjungannya tersebut, Tony Tan menyempatkan diri berdialog dengan pimpinan universitas dan perwakilan mahasiswa UGM dari berbagai fakultas di Balai Senat UGM.
Tony Tan dalam sambutannya memberikan penilaian terhadap pentingnya peran pendidikan tinggi di era global. Pesatnya persaingan pendidikan di tingkat global menurut Tony Tan salah satunya berasal dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.
“Persaingan yang semakin pesat di bidang pendidikan diantaranya karena faktor sumber daya manusia,â€kata Tony Tan.
Dalam dialog yang berlangsung akrab tersebut Tony Tan sempat menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa UGM tentang program beasiswa studi di Singapura. Tony Tan mengatakan Singapura memberikan kesempatan dan ruang bagi mahasiswa dari berbagai negara termasuk Indonesia untuk studi di sana. Studi di Singapura, kata Tony, bukan hanya untuk belajar satu disiplin ilmu saja namun sekaligus untuk mempelajari negara tersebut.
“Singapura selalu terbuka untuk studi mahasiswa asing dengan program beasiswa yang kita tawarkan,â€imbuhnya.
Sementara itu Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc menjelaskan kerjasama dengan Singapura telah berlangsung cukup lama. Salah satunya dengan National University of Singapore (NUS). Kerjasama diwujudkan melalui pertukaran mahasiswa dan staf pengajar dari UGM yang saat ini mulai diperluas di bidang riset.
“Banyak akademisi dari berbagai negara yang studi di Singapura. Kunjungan Presiden Tony Tan tadi semakin mempertegas hubungan UGM dengan berbagai universitas di sana,â€kata Pratikno.
Pratikno menambahkan kerjasama dengan universitas di Singapura maupun negara ASEAN lainnya selama ini tercakup di dalam The ASEAN University Network (AUN). Di dalam kerjasama tersebut UGM memberikan prioritas terhadap beberapa isu penting seperti pangan, energi, penanganan bencana dan lingkungan hidup maupun keanekaragaman hayati.
“Hal ini juga seiring dengan keinginan UGM sebagai Centre for Indonesian Knowledge and Resourches di dunia,â€terangnya (Humas UGM/Satria AN)