YOGYAKARTA – Arsitek UGM, Dr. Ir. Eugenius Pradipto kembali menyabet gelar terbaik kategori teknologi tepat guna penghargaan Karya Konstruksi Indonesia (KKI) 2012, setelah sebelumnya sempat meraih penghargaan yang sama di tahun 2011 dan 2008. Tahun ini, karya arsitektur ‘Omah Kebon’, menghantarkan dirinya meraih penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum pada 28 November Jakarta.
Omah Kebon yang lokasinya berada di kampung Nitiprayan Yogyakarta ini bukanlah bangunan mewah. Pemilik rumah, Wani Darmawan, adalah seorang seniman dan novelis. Ketika dibangun tahun 2005, Wani Darmawan meminta Pradipto membangun rumah impiannya dengan dana Rp 60 juta. Oleh Pradipto, dibangunlah sebuah rumah tipe dua lantai seluas 64 meter persegi diatas lahan seluas 11×20 meter.
Keunikan dari rumah ini terletak pada bahan bangunan yang dipakai, yakni menggunakan material sisa, berupa bekas potongan keramik, potongan kaca, genteng bekas, kayu peti kemas, kusen dan daun usang. Papan kayu bekas gulungan kabel PLN dimanfaatkan untuk bahan lantai 2 serta material tangga. Dinding rumah berupa anyaman bambu, dikombinasikan dengan papan kayu pinus, keramik sisa, batu kerikil. Bahkan sisa potongan kaca yang diambil di tempat toko besi dijadikan untuk dinding mosaik kaca beton yang mampu menampilkan perpaduan yang eksotis dan natural.
“Kreasi jenis material bekas yang dipakai mampu memperkuat konsep gagasan desainnya. Rumah yang dibangun dengan bahan seadanya, harga semurah-murahnya namun bisa menampilkan bangunan tidak apa adanya,†kata pria kelahiran Wonosari 56 tahun lalu ini dalam bicang-biccnga dengan wartawan, Rabu (5/12).
Sekilas dari kejauhan Omah Kebon tidak terlalu istimewa. Saat memasuk halaman, omah kebon dikelilingi pepohonan dengan suasana khas pedesaan. Ukuran rumah memang tidak terlalu besar, namun dinding mosaik kacan yang menjulang tinggi menampilkan kesan artistik, natural, dan unik dari rumah buatan Pradipto ini.
Omah Kebon, bagi pradipto tudak sebatas tenpat tinggal. Namun dibangun dengan konsep untuk hidup bersama dengan alam sekitar. Menurut penggagasnya esensi keberadaan imah sebagai temnpat besar untuk tinggal, berserah diri, bersyukur, tempat menenteramkan, tempat yang aman. â€Omah kebon memang diidesain mengapresiasi dan menginovasi konsep tradisional Jawa. Rumah merupakan perwujudan dari kepercayaan masyarakat Jawa tentang konsep makrokosmis dan mikrokosmos,†kata penyandang gelar doktor arsitektur dari Universitas Stuttgart, Jerman.
Penghargaan KKI yang diselenggarakan oleh Kementerian PU merupakan ajang paling bergengsi dan prestisius dalam bidang inovasi konstruksi. Untuk meraih penghargaan ini, setiap usulan karya konstruksi diseleksi dengan cukup ketat oleh pakar-pakar dari berbagai bidang, seperti teknik sipil, arsitektur, dan lingkungan. Tidak hanya itu, setiap usulan yang didaftarkan dalam KKI disyaratkan memiliki unsur kebaruan serta kemampuan karya tersebut menginspirasi penerapan di tempat lain. Karya juga diharuskan memiliki aspek daya saing yang mengedepankan keunggulan, keunikan, kearifan lokal, dan manfaat. (Humas UGM/Gusti Grehenson)