Sebanyak 51 mahasiswa UGM mengikuti kegiatan pelatihan Geographic Information System Goes to Open Source (GISGOS). Pelatihan berlangsung selama tiga hari, pada 6-8 Desember 2012 bertempat di Laboratorium SIG Fakultas Geografi UGM.
Dalam kegiatan yang diselenggarakan secara gratis oleh Pusat Sistem dan Sumber Daya Informasi (PSDI) yang dulu merupakan PPTIK UGM bekerjasama dengan Laboratorium SIG Fakultas Geografi UGM tersebut tidak hanya melibatkan mahasiswa dari Fakultas Geografi, namun juga diikuti oleh mahasiswa dari sejumlah fakultas lain. Beberapa diantaranya adalah Fakultas Biologi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kehutanan, Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Sekolah Vokasi.
Kepala Bidang Layanan TI PSDI UGM, Edi Prasetyo, ST., M.Eng., menyampaikan bahwa pelatihan ditujukan untuk mensosialisasikan penggunaan informasi geospasial di kalangan sivitas akademika UGM. Juga memasyarakatkan pemanfaatan perangkat pemetaan berbasis open source yang murah, gratis, dan mudah dioperasikan untuk pengambilan keputusan berbasis infromasi geospasial.
“Dalam pelatihan ini mahasiswa tidak hanya dikenalkan dengan GIS versi open source, tetapi juga tentang proses input data spasial sampai ke penyajian informasi spasial dengan software open source,†jelasnya, Kamis (6/12).
Ditambahkan Edi, pelatihan menghadirkan praktisi dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dan akademisi UGM yang bergerak di bidang teknologi informasi dan di bidang sains informasi geografi. “Harapannya dengan pelatihan ini para mahasiswa dari berbagai bidang ilmu dapat mengaplikasikan teknologi SIG dalam bidang masing-masing karena semua aspek selalu berhubungan dengan informasi ruang dan waktu,†ujarnya.
Sebelumnya Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc., saat memberikan sambutan mengatakan bahwa penerapan GIS mencakup dimensi yang sangat luas. Tidak hanya di bidang geografi saja, tetapi juga berkaitan dengan bidang lain seperti kesehatan, kehutanan, ekonomi, biologi dan masih banyak lainnya.
Dicontohkan, dalam bidang kesehatan GIS bisa digunakan untuk memetakan epidemi suatu penyakit misalnya malaria, demam berdarah, kolera dan penyakit lainnya. Kemudian di bidang ekonomi bisa digunakan untuk memetakan sebaran konsumen suatu produk. “Cakupan GIS sangat luas,†terangnya.
Karenanya Rijanta mengapresiasi para mahasiswa dari berbagai fakultas yang tertarik mengikuti pelatihan GIS open source ini. Dengan penguasaan teknologi ini sedikit banyakan akan membantu mahasiswa dalam memetakan fenomena dalam kajian keilmuan masing-masing.
Salah satu peserta pelatihan Risanti Naintiwan, mahasiswi Fakultas Biologi mengatakan tertarik mengikuti kegiatan ini karena ingin mengaplikasikan GIS dalam bidang keilmuannya. Dengan penguasaan GIS diharapkan dapat membantu memetakan berbagai fenomena dalam ilmu Biologi dengan lebih mudah dan cepat. Pasalnya selama ini pemetaan yang dilakukan masih secara manual dengan metode statistika. “Rencananya saya akan membuat skripsi dengan memakai software ini untuk memetakan sebaran reptil dan amphibi,†ungkapnya.
Lain lagi dengan Erga Barata, mahasiswa Program Diploma Penginderaan Jauh dan SIG Sekolah Vokasi. Melalui kegiatan ini ia ingin lebih meningkatkan pengetahuan tentang GIS terutama dengan open source. “ Saat kuliah sebenarnya sudah dikenalkan dengan GIS tetapi yang berlisensi. Jadi sekarang ini ikut pelatihan agar bisa mengenal GIS yang berbasis open source,†katanya. (Humas UGM/Ika)