YOGYAKARTA – Gubernur DIY sekaligus Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan negara harus mampu membangun cara pandang baru tentang konsep wawasan kebangsaan. Pasalnya, cara pandang wawasan kebangsaan yang ada saat ini sudah tidak mampu membangun kesadaran koletif bangsa dalam meredam konflik politik dan disintegrasi bangsa. “Salah satunya lewat gerakan mencintai produk dalam negeri,†kata Sri Sultan dalam workshop Membangun Kader Pemimpin Berjiwa Entrepreneur dan Berwawasan Kebangsaan’ yang diikuti 400 pemuda di auditorium MM UGM, Rabu (12/12)
Sri Sultan menambahkan, wawasan kebangsaan dahulunya dibangun lewat konsensus politik sehingga bersifat elitis. Oleh karena itu negara harus mampu membangun kesadaran kolektif masyarakat lewat dialog kebudayaan, pemerataan pembangunan kesejahteraan dan keadilan. “Wawasan kebangsaan tidak cukup dengan menyanyikan lagu kebangsaan, meneriakkan pekik merdeka atau slogan bhineka tunggal ika,†ungkapnya.
Kepada 400 wirausaha muda, dia mengingatkan agar mereka meningkatkan kesadaran historis, realistik dan dan futuristic agar bisa menjadi kader pemimpin yang mampu mensinergikan kekuatan bangsa. “Jelang 2014, anak muda berkarakter kebangsaan harus mampu menjadi pemikir, pejuang dan pembaharu. Bukan generasi peminta-minta,†katanya.
Pengusaha sekaligus Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Luhut B. Pandjaitan mengatakan sudah tidak tepat lagi mendikotomikan pemimpin tua dan pemimpin muda setelah maraknya muncul karus korupsi yang dilakukan pemimpin dari kalangan muda. Oleh karena itu, sebagai calon pemimpin, pemuda diharapkan mengedepankan sikap kesederhanaan dan suritauladan serta kebersahajaan. “Pesan buat anak muda, jangan jadikan uang sebagai tujuan,†katanya.
Menurutnya, masyarakat harus pandai memilih calon pemimpin, syarat calon pemimpin yang baik kata Luhut harus bisa merakyat, kompeten, kredibel, dan berintegritas bukan semata-mata karena pencitraan.
Ketua Karang Taruna DIY, GKR Pembayun, mengatakan kegiatan workshop merupakan hasil kerjasama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Karang Taruna DIY dan DEFINIT. Workshop tersebut ingin mencetak wirausaha muda yang memiliki jiwa dan semangat kepemimpinan, kewirausahaan yang paham tentang konsep kesadaran wawasan kebaangsaan. “Kita juga mengundang beberapa wirausaha, akademisi, pemerintah daerah dan masyarakat umum,†katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)