YOGYAKARTA – Sedikitnya 3000 kader dari 1517 posdaya tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti konvensi dan pameran produk posdaya di Grha Sabha Pramana, Sabtu (15/12). Posdaya salah satu program pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan Berbasis Keluarga. Ketua Yayasan Damandiri, sekaligus Pembina program posdaya, Prof Dr. Haryono Suyono, mengatakan Posdaya dibentuk oleh masyarakat, ditumbuhkembangkan oleh masyarakat, hasilnya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Yang lebih penting penguatan fungsi-fungsi keluarga terutama di bidang kesehatan, pendidikan, wirausaha dan lingkungan,†kata Haryono dengan ribuan kader posdaya.
Saat ini terbentuk 1517 Posdaya di DIY yang menurut Haryono Suyono merupakan terbesar di seluruh Indonesia. Program ini melibatkan 7 Perguruan Tinggi dan 4.742 Mahasiswa melalui program Kuliah Kerja Nyata.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., mengatakan untuk terus meningkatkan keberhasilan program swadaya diperlukan penguatan antar stakeholder untuk terus mengawal kegiatan Posdaya di DIY. “Karena permasalahan kemiskinan membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi,†katanya.
Ketua panitia, Adi Wibowo, ST., M.M., mengatakan kegiatan konvensi posdaya ini bertujuan untuk melakukan koordinasi antar stakeholder yang terkait, antara lain Pemerintah, Yayasan Damandiri, Masyarakat, dan beberapa Perguruan Tinggi di Yogyakarta. Perguruan Tinggi yang terlibat antara lain UGM, UNY, UAD, UIN Sunan Kalijaga ,STPMD, Janabadra, dan UST.
Selain melaksanakan konvensi, UGM juga menggelar pameran hasil pembinaan posdaya diikuti kurang lebih 25 stand Posdaya dengan ciri khas produk unggulannya masing-masing. “Rata-rata produk kelompok usaha ekonomi mikro yang dibina mahasiswa,†katanya.
Ditemui secara terpisah, Wasono, ketua kelompok posdaya Gedungkeris, Gunung Kidul, mengatakan ada 30 anggota masyarakat yang dilibatkan dalam kelompok posdaya. Mereka terbagi dalam lima unit usaha yang bergerak dalam industri usaha rumah tangga pembuatan aneka produk olahan seperti keripik singkong, ampiang jahe, aneka peyek, jahe instan, dan camilan. Lewat kegiatan KKN PPM program posdaya yang dilakukan setahun yang lalu, kelompoknya kini sudah bisa memasarkan produk usaha mereka di berbagai swalayan di Yogyakarta dengan omset Rp 15 juta per bulan. “ Sebelumnya pasar kita hanya lokal Gunung Kidul saja,†katanya. (Humas UGM/GUsti Grehenson)